KOMPAS.com – Human Metapneumovirus (HMPV) kembali menjadi perhatian setelah merebak di China dan mulai ditemukan kasusnya di Indonesia. Virus ini dikenal menyerang anak-anak dan bisa menimbulkan komplikasi serius.
Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Bitung, dr. Jovita Olivia, Sp.A, menjelaskan lebih lanjut tentang karakteristik virus ini dan dampaknya.
Baca juga: Kenali Perbedaan HMPV dan Flu Biasa, Ini Ciri-cirinya Menurut Dokter
"Jadi virus HMPV ini sebenarnya virus lama, beda sama virus-virus yang membuat Indonesia sempat pandemi beberapa tahun lalu," kata dr. Jovita, dikutip dari Bincang Sehat ANTARA TV, Kamis (22/5/2025).
HMPV pertama kali ditemukan pada 2001. Menurut dr. Jovita, peningkatan kasus saat ini bisa dipicu oleh aktivitas masyarakat pasca-pandemi.
"Mungkin karena pemulihan setelah pandemi, banyak masyarakat yang berkumpul, jadi penularannya menjadi lebih banyak dan terdeteksi," tambahnya.
HMPV termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, satu kelompok dengan virus penyebab campak dan gondongan. Dibandingkan virus lain, strukturnya lebih stabil, tetapi penularannya cukup cepat.
Baca juga: Virus HMPV Tidak Akan Picu Pandemi, Ini Alasannya
Salah satu perbedaan mencolok antara HMPV dan flu biasa adalah masa inkubasinya.
"Dari flu biasa dibandingkan dengan HMPV, untuk HMPV memiliki waktu inkubasi, yaitu durasi dari pertama kali kita terpapar virus sampai menimbulkan gejala yang lebih lama," jelasnya.
Baca juga: Virus HMPV Mirip Flu dan Covid-19, Begini Gejala dan Cara Penularannya
Pada orang dewasa, gejala HMPV menyerupai flu ringan atau influenza-like illness (ILI), seperti:
Sementara itu, gejala HMPV pada anak-anak bisa lebih berat karena sistem pernapasan mereka masih berkembang.
"Karena anatominya, batuk anak-anak itu nggak efektif. Jadi lendirnya sering terperangkap di paru-paru, dan bisa menyebabkan pneumonia," terang dr. Jovita.
Baca juga: BRIN: Sistem Imun Tubuh Cukup Kuat Lawan HMPV, Belum Perlu Vaksin
Adapun gejala khas lainnya yang bisa muncul adalah napas berbunyi seperti “ngik-ngik”, yang disebut bronchiolitis.
Baca juga:Deteksi Virus HMPV dengan Swab Hidung PCR, Begini Kata Dokter
"Jadi pada anak bisa ditemukan juga gejala khas, seperti bunyi napas ngik-ngik atau bronchiolitis," ujarnya.
Meski bukan virus baru, HMPV tetap berbahaya, terutama bagi anak-anak. Mengenali gejala awal dan melakukan pencegahan seperti mencuci tangan dan menjaga jarak dengan yang sakit sangat penting untuk menghindari penularan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.