Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar

Kompas.com - 22/05/2025, 11:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Sindrom Prader-Willi merupakan penyakit genetik langka yang menyebabkan kurangnya asupan makanan pada masa bayi tetapi kemudian memicu rasa lapar yang tak terpuaskan.

Sindrom Prader-Willi merupakan kelainan genetik multisistem yang langka, diperkirakan memengaruhi antara 1 dari 30.000 hingga 1 dari 10.000 orang di seluruh dunia. Kondisi ini menyerang laki-laki dan perempuan secara merata, tanpa memandang latar belakang ras atau etnis.

Penyebab utama sindrom Prader-Willi adalah gangguan fungsi gen pada bagian spesifik kromosom 15, tepatnya pada wilayah yang dikenal sebagai 15q11.2-q13 atau wilayah sindrom Prader-Willi/sindrom Angelman (PWS/AS).

Gangguan ini terjadi ketika gen-gen penting yang seharusnya aktif pada salinan kromosom yang diwariskan dari ayah (paternal) justru hilang atau tidak aktif, sehingga tubuh tidak memiliki salinan gen yang berfungsi.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kromosom?

Setiap manusia normalnya memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom nonseks dan satu pasang kromosom seks. Dari setiap pasangan kromosom nonseks, satu salinan diwariskan dari ibu dan satu dari ayah.

Namun, tidak semua gen di kedua salinan ini aktif secara bersamaan. Melalui mekanisme yang disebut pencetakan genetik (genetic imprinting), beberapa gen hanya aktif di salah satu salinan, baik dari ibu atau dari ayah, sementara salinan lainnya secara alami dimatikan.

Pada sindrom Prader-Willi, gen-gen yang semestinya aktif pada kromosom 15 paternal tidak berfungsi, dengan penyebab utama sebagai berikut:

- Delesi (penghapusan): Sekitar 60–70 persen kasus terjadi karena penghapusan acak wilayah PWS/AS pada kromosom 15 yang diwarisi dari ayah selama tahap awal perkembangan embrio.

- Disomi uniparental maternal (maternal uniparental disomy): Sekitar 30–40 persen kasus terjadi karena anak mewarisi dua salinan kromosom 15 dari ibu, tanpa menerima salinan dari ayah. Karena gen-gen di wilayah PWS/AS dari ibu secara alami tidak aktif, tidak ada gen yang berfungsi.

Baca juga: Mana yang Paling Berpengaruh pada Kesehatan: Genetik atau Gaya Hidup?

- Kelainan pencetakan genetik lainnya
Dalam sejumlah kecil kasus, gangguan dapat terjadi karena kesalahan dalam mekanisme pencetakan genetik itu sendiri, yang membuat gen dari ayah tidak diaktifkan sebagaimana mestinya.

Sebagian besar kasus sindrom Prader-Willi terjadi secara sporadis, artinya mutasi atau perubahan genetik terjadi secara acak dan bukan diwariskan dari orang tua. Kasus yang diturunkan secara genetik sangat jarang terjadi.

Gejala

Sindrom Prader-Willi memengaruhi banyak bagian tubuh, dan gejalanya dapat bervariasi pada setiap orang. Berbagai perubahan genetik yang mendasari sindrom ini diduga memengaruhi hipotalamus, bagian otak yang memproduksi hormon yang membantu mengendalikan banyak fungsi dasar tubuh, termasuk suhu tubuh, rasa lapar, dan tidur.

Baca juga: Kenali Apa Itu Sindrom Meigs yang Termasuk Penyakit Langka

Bayi dengan sindrom ini juga akan mengalami hipotonia atau tonus otot rendah. Dampaknya bayi terasa "lemas" saat digendong.

Gejala ini dapat muncul sebelum lahir, yaitu janin tidak akan bergerak sebanyak yang diharapkan atau akan berakhir dalam posisi yang tidak biasa.

Setelah lahir, hipotonia dapat menyebabkan bayi memiliki refleks mengisap yang buruk, yang menghambat pemberian makan dan penambahan berat badan di awal kehidupan. Keterlambatan perkembangan juga umum terjadi.

Bayi dengna sindrom Prader-Willi juga dapat memiliki ciri-ciri khas, seperti mata berbentuk almond; bibir atas tipis; mulut cekung; dan kepala panjang dan sempit. Banyak pasien bertubuh pendek, sebagian karena kekurangan hormon pertumbuhan.

Sebagian orang dengan sindrom ini kehilangan gen yang disebut OCA2, yang berperan dalam pembuatan pigmen pada kulit dan rambut. Orang-orang ini memiliki kulit yang sangat cerah dan rambut berwarna terang.

Baca juga: 4 Faktor Penyebab Lupus yang Harus Diketahui: Ada Genetik dan Lingkungan

Kemudian di masa kanak-kanak, sekitar usia 2 hingga 8 tahun, nafsu makan anak-anak sering meningkat drastis, dan mereka cenderung tidak merasa kenyang setelah makan. Hal ini kemudian dapat menyebabkan hiperfagia, atau makan berlebihan, yang dapat mengakibatkan obesitas dan komplikasi terkait, seperti diabetes tipe 2, masalah jantung, dan masalah gastrointestinal.

Diperkirakan bahwa keinginan makan yang besar ini dipicu oleh masalah dengan hormon yang biasanya mengatur nafsu makan, serta adanya perbedaan di area otak yang terlibat dalam pemrosesan rangsangan yang memuaskan (seperti makanan).

Gejala tambahan sindrom Prader-Willi meliputi gangguan kognitif, mulai dari ringan hingga sedang; keterbelakangan genital; masalah tidur; rabun jauh; dan tiroid kurang aktif.

Pengobatan

Tidak ada obat untuk sindrom Prader-Willi. Perawatan bervariasi tergantung gejala yang dialami seseorang, kapan gejala tersebut dimulai, dan seberapa parah gejalanya.

Untuk membantu pasien makan saat masih bayi, dokter mungkin merekomendasikan susu formula berkalori tinggi dan metode pemberian makan khusus, termasuk pemberian makanan lewat selang.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Perempuan Kelebihan Hormon Laki-laki?

Mengganti hormon yang hilang — dengan testosteron, estrogen, atau hormon pertumbuhan, misalnya — dapat membantu mengimbangi gejala yang terkait dengan kadar hormon rendah.

Terapi hormon pertumbuhan disetujui sebagai pengobatan sindrom Prader-Willi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) pada tahun 2000, dan terbukti membantu meningkatkan kekencangan dan pertumbuhan otot sekaligus menurunkan lemak tubuh.

Terapi fisik, perilaku, okupasi, dan wicara dapat membantu mengatasi keterampilan motorik, disabilitas intelektual, serta perkembangan bicara dan bahasa. Obat-obatan mungkin direkomendasikan untuk membantu mengatasi masalah tidur atau gangguan kejiwaan yang dapat dikaitkan dengan sindrom tersebut, seperti psikosis.

Baca juga: Jejak Pernikahan Sepupu di Brasil: Satu Kota Diselimuti Penyakit Langka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau