KOMPAS.com - Banyak faktor risiko yang bisa menjadi penyebab stroke terjadi.
Dokter Penyakit Dalam dr. Ahmad Akbar, Sp.PD mengatakan bahwa salah satu faktor risiko stroke yang memiliki peran besar adalah pola makan.
Akbar menyebutkan hipertensi, aterosklerosis, diabetes, dan kolesterol tinggi adalah kondisi medis yang umum menjadi pemicu serangan stroke.
“Saat ini kebanyakan penyebab stroke masih akibat dari penyakit-penyakit itu yang tidak terkontrol,” ujarnya kepada Kompas.com pada Rabu (21/5/2025).
Semua itu, lanjut Akbar, dipengaruhi oleh pola makan sehari-hari.
Baca juga: Suami Najwa Shihab Meninggal karena Stroke, Waspadai Gejala dan Cara Mencegahnya
Mengutip Stroke Association, mengonsumsi terlalu banyak garam meningkatkan jumlah cairan yang disimpan dalam tubuh dan tekanan darah. Hal itu pada akhirnya menyebabkan stroke.
Tidak hanya itu, mengonsumsi lemak dan gula berlebihan juga bisa menyebabkan peradangan pembuluh darah serta penumpukan plak, yang keduanya dapat meningkatkan risiko stroke atau penyakit jantung, seperti yang dikutip dari Jefferson Health.
Kemudian, menurut World Stroke Organization, jenis makanan yang bisa meningkatkan risiko stroke meliputi daging merah dan olahan, karena biasanya tinggi kandungan lemak jenuh dan sodium (natrium).
Lalu, makanan dan minuman manis atau yang berpemanis, seperti madu, roti, permen, dan aneka minuman berperasa.
Gorengan, kripik, kue kering, dan pastry yang mengandung lemak tambahan.
Baca juga: Ini 9 Komplikasi Setelah Stroke yang Harus Diwaspadai Para Penyintasnya
Selain meningkatkan risiko stroke, Akbar juga mengatakan bahwa ada beberapa yang bisa membantu mencegah penyakit ini.
Dokter spesialis penyakit dalam ini menyebutkan makanan yang kaya buah dan sayuran adalah pilihan pertama yang direkomendasikan.
Mengutip Medical News Today, banyak sayuran dan buah yang mengandung serat, vitamin, mineral, serta antioksidan.
Menurut studi Chin-Lon Lin (2021), mengonsumsi makanan tinggi serat berpotensi membantu menurunkan tekanan darah dan tingkat kolesterol, yang keduanya merupakan faktor risiko stroke.
Studi Guo?Chong Chen, dkk., (2013) menunjukkan bahwa makan buah dan sayur yang kaya vitamin C bisa membantu mengurangi risiko stroke.
Baca juga: Suami Najwa Shihab Meninggal akibat Stroke, Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Penyakitnya…
Menurut Medical News Today, makanan rendah lemak adalah makanan yang memiliki 30 persen kalori atau lebih sedikit dari lemak.
Kita bisa menentukan suatu makanan rendah lemak dengan membaca label nutrisinya.
Makanan ini meliputi kripik panggang, yogurt, tempe, tahu, putih telur, kacang-kacangan, dan berbagai buah serta sayuran.
Akbar mengatakan bahwa makanan sumber omega-3 juga bermanfaat untuk mencegah stroke.
“Makanan yang kaya omega-3, seperti ikan, dapat membantu mengurangi risiko stroke,” ucapnya.
Jenis ikan yang paling kaya omega-3 meliputi ikan salmon, makarel, dan sarden, menurut Medical News Today.
Selain ikan, alternatif makanan lain yang mengandung omega-3, seperti edamame, kacang merah, rumput laut, dan chia seed.
“Menghindari makanan yang tinggi garam dapat membantu mengurangi risiko hipertensi dan stroke,” lanjutnya.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan batas aman konsumsi natrium per orang per hari untuk rata-rata orang dewasa adalah 2.000 miligram (mg) atau sekitar 5 gram (1 sendok teh).
“Dengan mengatur pola hidup dan makanan yang seimbang, maka sangat bisa membantu mengurangi risiko stroke ya,” ujarnya.
Baca juga: Dokter Ini Beri Tips Cegah Stroke Berulang pada Pasien Moyamoya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.