Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya

Kompas.com - 22/05/2025, 22:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Setelah sempat mereda, kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan di sejumlah negara Asia, termasuk Singapura, Hong Kong, dan India.

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat lonjakan kasus sebesar 28 persen pada pekan yang berakhir 3 Mei 2025.

Di sisi lain, Hong Kong melaporkan kenaikan tingkat positif Covid-19 dari 6,21 persen menjadi 13,66 persen dalam waktu empat minggu.

Di India, dua pasien Covid-19 dilaporkan meninggal dunia di Mumbai pekan lalu. Keduanya diketahui memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Meskipun pemerintah belum menyatakan kondisi ini sebagai ancaman besar, masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Menurut laporan Times of India yang dirilis pada Rabu (21/5/2025), lonjakan kasus ini didorong oleh kemunculan varian baru yang lebih mudah menular.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular

Varian baru turunan Omicron

Lonjakan kasus saat ini dipicu oleh dua subvarian baru, yakni LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari varian JN.1.

Varian JN.1 sendiri adalah bagian dari keluarga besar Omicron, yang telah menjadi dominan sejak gelombang ketiga pandemi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikan JN.1 sebagai variant of interest karena kemampuannya menular dengan cepat.

Namun, varian ini belum digolongkan sebagai variant of concern, atau varian yang menjadi perhatian utama secara global.

Baca juga: China Bantah Keterlibatan Institut Virologi Wuhan dalam Penyebaran Covid-19

Mengapa kasus kembali meningkat?

Masih mengutip Times of India, para pakar kesehatan menyebut bahwa peningkatan kasus terutama disebabkan oleh tingginya tingkat penularan varian baru serta menurunnya kekebalan masyarakat.

Banyak orang yang sebelumnya telah terinfeksi atau divaksin kini mengalami penurunan imunitas seiring waktu.

Selain itu, perilaku masyarakat yang semakin longgar dalam menerapkan protokol kesehatan, serta peningkatan aktivitas sosial, turut memperbesar potensi penyebaran. Faktor musiman juga diyakini dapat memperparah penyebaran virus.

Baca juga: Virus HMPV Mirip Flu dan Covid-19, Begini Gejala dan Cara Penularannya

Gejala dan tingkat keparahan

Gejala yang ditimbulkan oleh subvarian baru ini—LF.7 dan NB.1.8—tidak berbeda jauh dengan varian Omicron sebelumnya. Beberapa gejala yang umum dilaporkan antara lain:

  • Sakit tenggorokan
  • Batuk ringan
  • Kelelahan
  • Demam ringan

Yang menarik, gejala kehilangan penciuman dan pengecapan, yang sempat menjadi ciri khas varian Delta pada tahun 2021, tidak ditemukan pada kasus varian terbaru ini.

Masih dari laporan yang sama, sejauh ini tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan gejala yang lebih berat.

Kasus yang dilaporkan umumnya bersifat ringan, terutama pada individu yang sudah menerima vaksinasi lengkap.

Namun, kelompok lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta tetap berada dalam kategori risiko tinggi.

Baca juga: HMPV Tidak Berpotensi Pandemi, Risiko Fatal Lebih Rendah dari Covid-19

Vaksin masih jadi perlindungan terbaik

Pemerintah dan tenaga medis kembali mengingatkan pentingnya vaksinasi, terutama bagi kelompok rentan seperti lanjut usia dan individu dengan kondisi kekebalan tubuh yang rendah.

Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan kembali langkah pencegahan dasar guna menghindari penularan, seperti:

  • Segera vaksinasi atau lakukan booster
  • Gunakan masker di tempat umum
  • Cuci tangan secara rutin
  • Hindari kontak dekat dengan orang sakit
  • Tetap di rumah bila merasa tidak sehat
  • Ikuti informasi resmi dari otoritas kesehatan

Meski belum ada tanda bahwa situasi akan berkembang menjadi darurat seperti masa puncak pandemi, kewaspadaan tetap menjadi kunci.

Pemerintah dan masyarakat perlu bergerak bersama untuk menahan laju penularan dan melindungi kelompok yang paling rentan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau