Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Ungkap Asal Usul Asam Urat, Ternyata Bukan Karena Gaya Hidup

Kompas.com - 23/05/2025, 20:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Asam urat, atau gout, selama ini sering dianggap sebagai penyakit akibat konsumsi alkohol berlebihan atau pola makan tidak sehat.

Pandangan ini telah melekat kuat di masyarakat dan seringkali menimbulkan stigma negatif bagi penderitanya.

Namun, penelitian terbaru yang melibatkan jutaan data genetik mengungkap bahwa faktor genetik memegang peranan utama dalam perkembangan penyakit ini, jauh melampaui pengaruh gaya hidup semata.

Baca juga: 5 Gejala Asam Urat pada Kaki, Jangan Sepelekan Nyeri Tiba-tiba

Faktor genetik lebih berperan dari yang diketahui

Studi internasional yang melibatkan data genetik dari 2,6 juta orang, termasuk lebih dari 120 ribu penderita asam urat, menemukan 377 wilayah DNA yang terkait dengan penyakit tersebut.

Dari jumlah itu, 149 wilayah genetik baru belum pernah dikaitkan dengan asam urat sebelumnya.

Epidemiolog Tony Merriman dari University of Otago, Selandia Baru, menjelaskan, “Asam urat adalah penyakit kronis dengan dasar genetik dan bukan kesalahan penderitanya — mitos bahwa asam urat disebabkan oleh gaya hidup atau diet perlu dibongkar.”

Baca juga: Jahe Bisa Menurunkan Kolesterol dan Asam Urat, Begini Caranya

Implikasi penelitian untuk pengobatan dan pencegahan

Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah tinggi, membentuk kristal tajam yang menyebabkan peradangan dan nyeri.

Penelitian ini menunjukkan bahwa genetik memengaruhi cara tubuh mengangkut asam urat dan sistem imun dalam menyerang kristal tersebut.

Merriman menambahkan bahwa kesalahpahaman mengenai penyebab asam urat membuat penderita merasa malu dan enggan mencari pengobatan yang efektif.

“Padahal, ada obat yang dapat menurunkan kadar asam urat dan mencegah serangan nyeri,” katanya.

Studi ini juga membuka peluang bagi pengembangan terapi baru dengan memanfaatkan pemahaman tentang hubungan genetik dan respons imun terhadap asam urat.

Meski sebagian besar data berasal dari keturunan Eropa dan beberapa berdasarkan laporan sendiri, studi ini menjadi langkah maju dalam memahami penyakit asam urat yang telah lama menjadi masalah kesehatan.

“Kami berharap pengobatan yang lebih efektif dan mudah diakses dapat dikembangkan dengan target genetik baru yang ditemukan,” ujar Merriman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau