KOMPAS.com – Apakah Anda pernah merasa sulit menjalin hubungan dekat, sering overthinking, atau justru terlalu tergantung pada pasangan?
Yuk, kenali tipe-tipe attachment style atau gaya kelekatan yang terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Menurut psikolog Medwin Wisnu Prabowo, M.Psi., Psikolog, CH, CHt, attachment style adalah cara seseorang membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, termasuk dalam konteks pertemanan, hubungan kerja, maupun percintaan.
"Attachment style itu adalah gaya atau cara kita berinteraksi dengan orang lain," kata Medwin dalam siaran Radio Kesehatan Kemenkes RI, Kamis (22/5/2025).
Baca juga: Anak Sering Dengar Lagu Dewasa? Ini 6 Cara Mengatasinya dari Psikolog
Attachment style pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikolog asal Inggris yang meneliti hubungan anak dan pengasuh utamanya. Gaya kelekatan ini sangat dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan tempat seseorang tumbuh.
“Kalau pola asuhnya baik, kebutuhan emosional anak terpenuhi dan tidak berlebihan, anak cenderung memiliki attachment style yang sehat atau secure,” ujar Medwin.
Namun, pengalaman hidup seperti trauma atau pelecehan juga bisa mengubah gaya kelekatan seseorang, meski sebelumnya ia tumbuh dalam lingkungan yang sehat.
Baca juga: 3 Faktor Penyebab Gangguan Mental pada Remaja, Ini Kata Psikolog
Berikut adalah empat tipe utama attachment style yang disampaikan Medwin:
Ini adalah gaya kelekatan yang sehat. Individu dengan tipe ini merasa nyaman dengan kedekatan emosional, mampu mempercayai orang lain, dan memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri serta orang lain.
Secure attachment biasanya terbentuk dari pola asuh yang konsisten, penuh kasih sayang, namun tidak berlebihan. Anak diberi reward saat berprestasi dan punishment saat melakukan kesalahan dengan cara yang tepat.
Baca juga: Plagiarisme Bisa Dimulai dari AI, Ini Saran Psikolog Agar Anak Tak Terjebak
Tipe ini ditandai dengan kecemasan berlebih dalam hubungan, rasa takut ditinggalkan, dan sering mencari validasi. Orang dengan anxious attachment kerap merasa tidak yakin terhadap diri sendiri dan pasangannya.
“Tipe ini biasanya muncul karena pola asuh yang ambivalen, kadang dimanja, kadang diabaikan. Anak tumbuh dalam ketidakpastian, sehingga sulit merasa aman,” kata Medwin.
Orang dengan tipe avoidant cenderung menarik diri dari hubungan yang terlalu dekat. Mereka merasa tidak nyaman dengan keintiman, dan bisa jadi menghindari kedekatan emosional.
Tipe ini sering muncul karena kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi, meskipun secara materi mereka tercukupi. Anak merasa tidak dicintai secara emosional, sehingga terbiasa menjaga jarak.
Baca juga: Psikolog Ungkap 4 Cara Membangun Kepercayaan Diri di Usia Dewasa
Ini adalah tipe yang paling kompleks dan biasanya terbentuk dari pengalaman traumatis seperti pelecehan atau kekerasan, baik di masa kecil maupun dewasa. Individu dengan gaya kelekatan ini merasa tidak layak dicintai, memiliki emosi yang tidak stabil, dan kesulitan membangun hubungan yang sehat.
“Disorganized attachment biasanya muncul karena adanya gangguan psikologis atau trauma berat,” jelas Medwin.
Baca juga: Tips Mengatasi Kecanduan Pornografi Menurut Psikolog
Mengenal attachment style tidak hanya membantu memperbaiki hubungan dengan orang lain, tapi juga membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri.
Attachment style bisa sangat memengaruhi hubungan di lingkar terdekat, terutama pasangan dan keluarga.
"Semakin dekat relasi kita, semakin kuat gaya kelekatan kita muncul. Bahkan bisa muncul 100 persen di ring satu seperti pasangan atau orang tua," ungkap Medwin.
Jika dibiarkan, gaya kelekatan yang tidak sehat bisa memicu hubungan yang tidak stabil dan menurunkan kualitas hidup.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Phobia Ketinggian? Ini Kata Psikolog
Kabar baiknya, attachment style bukan sesuatu yang mutlak. Meski terbentuk sejak kecil, gaya kelekatan ini bisa berubah seiring pengalaman hidup dan proses pemulihan psikologis.
“Satu-satunya cara memutus rantai pola kelekatan yang tidak sehat adalah dengan menyadari dulu, lalu berusaha mengubahnya,” tegas Medwin.
Dengan mengenali attachment style dan memperbaiki pola relasi, seseorang bisa membangun hubungan yang lebih sehat, baik dengan orang lain maupun dirinya sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.