Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batasan Screen Time Sesuai Usia Anak Menurut IDAI

Kompas.com - 24/05/2025, 15:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com – Gawai dan gim online sudah menjadi bagian dari keseharian anak-anak masa kini. Namun, jika dibiarkan tanpa kontrol, penggunaan gawai yang berlebihan bisa berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak, mulai dari masalah perilaku, kecemasan, hingga risiko kecanduan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya pengaturan screen time atau durasi anak menatap layar, termasuk saat bermain gim, menonton video, atau menggunakan media sosial.

Baca juga: Alasan Anak Perlu Dijauhkan dari Gawai sebelum Tidur, Ini Kata Dokter

Dampak jika screen time berlebihan

Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menyampaikan bahwa bermain gim daring secara berlebihan bisa memicu adiksi atau kecanduan.

Jika tidak ada kontrol dari orang tua atau pengasuh, anak juga lebih rentan terhadap risiko lain, seperti perundungan, pelecehan seksual, dan manipulasi oleh predator online.

"Ancaman serius lainnya yakni keberadaan predator daring yang seringkali menyamar sebagai teman sebaya untuk mendekati, memanipulasi, dan mengeksploitasi anak," kata Isyana mengutip dari ANTARA, Sabtu (24/5/2025).

Karena itu, orang tua didorong untuk aktif mendampingi dan mengatur penggunaan teknologi pada anak.

Baca juga: Tech Neck, Nyeri Leher akibat Penggunaan Gawai Berlebihan

Berikut panduan durasi screen time untuk anak berdasarkan rekomendasi IDAI:

  • Bayi di bawah 1 tahun: Tidak direkomendasikan screen time sama sekali.
  • Usia 1–2 tahun: Tidak dianjurkan screen time, kecuali untuk panggilan video dengan keluarga.
  • Usia 2–6 tahun: Maksimal 1 jam per hari.
  • Usia 6–12 tahun: Maksimal 1,5 jam per hari.
  • Usia 12–18 tahun: Maksimal 2 jam per hari.

Tujuannya adalah menjaga kesehatan fisik dan mental anak, serta memastikan waktu mereka lebih banyak digunakan untuk aktivitas yang merangsang perkembangan motorik dan sosial.

Baca juga: Sering Main Gawai, Anak Bisa Tunjukkan Perilaku Mirip Autisme

Peran orang tua dan sekolah

Menurut dr. Fitri Hartanto, Ahli Tumbuh Kembang Pediatri Sosial di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kusuma Pradja Semarang, pengaturan screen time sebaiknya dilakukan bersama antara keluarga, pendidik, dan lingkungan sekitar.

“Pemerintah juga bisa bekerja sama dengan psikolog dan pendidik dalam menyusun program edukatif yang mudah diakses dan terjangkau untuk keluarga,” ujar dr. Fitri.

Baca juga: Dokter Ingatkan untuk Tidak Lupa Berkedip Saat Menatap Layar Gawai

Orang tua juga bisa menumbuhkan nilai disiplin digital pada anak dengan cara:

  • Membuat jadwal harian yang seimbang antara belajar, bermain, dan istirahat.
  • Mengajak anak bermain di luar rumah atau beraktivitas fisik.
  • Memberi contoh penggunaan gawai yang sehat dari orang tua sendiri.

Penggunaan gim dan gawai memang tak bisa dihindari, tetapi bisa dikendalikan. Dengan membatasi screen time sesuai usia, serta memberikan pendampingan dan edukasi yang tepat, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara fisik dan mental di era digital.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau