Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Talasemia Mayor: Penyakit Kelainan Darah dengan Perawatan Sepanjang Hidup

Kompas.com - 03/06/2025, 20:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Talasemia mayor merupakan bentuk paling berat dari kelainan darah keturunan yang menyebabkan penderita membutuhkan transfusi darah secara rutin sepanjang hidupnya.

Kondisi ini membuat pasien harus menjalani perawatan intensif agar kualitas hidup tetap terjaga.

Talasemia mayor terjadi akibat kelainan pada pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah mudah pecah dan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah menjadi sangat rendah. Akibatnya, pasien mengalami anemia kronis yang memengaruhi berbagai fungsi tubuh.

Penderita talasemia mayor biasanya mulai menunjukkan gejala sejak bayi berusia beberapa bulan hingga satu tahun.

Gejala yang sering muncul meliputi pucat berkepanjangan, tubuh pendek, pembesaran hati dan limpa, serta perubahan bentuk wajah khas yang dikenal dengan istilah facies Cooley.

Untuk mengatasi kondisi ini, transfusi darah rutin menjadi kebutuhan mutlak.

“Target kadar hemoglobin sebelum transfusi adalah 9–10,5 g/dL dan setelah transfusi meningkat menjadi 12–14 g/dL,” ujar dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A(K), dalam keterangan yang diterima Kompas.com pada Senin (2/6/2025).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Talasemia, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Pentingnya terapi kelasi besi

Namun, transfusi darah yang berulang juga membawa risiko penumpukan zat besi dalam organ vital seperti jantung dan hati.

Oleh karena itu, pasien harus mengonsumsi obat kelasi besi secara teratur untuk mengeluarkan kelebihan zat besi dari tubuh dan mencegah komplikasi serius.

“Kepatuhan minum obat kelasi besi sangat penting untuk menghindari kerusakan organ yang bisa berujung pada gagal jantung dan gangguan fungsi hati,” tambah dokter tersebut.

Meski harus menjalani transfusi seumur hidup dan konsumsi obat rutin, anak dengan talasemia mayor dapat tetap memiliki kualitas hidup yang baik dan beraktivitas seperti anak normal seusianya, asalkan pengobatan dijalankan secara konsisten.

“Pemberian transfusi yang tepat dan kontrol rutin memungkinkan pasien tumbuh dan berkembang optimal serta mengurangi risiko komplikasi jangka panjang,” jelasnya tersebut.

Talasemia mayor adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan berkelanjutan, terutama melalui transfusi darah dan terapi kelasi besi.

Meski menjadi tantangan besar, pengelolaan yang tepat dapat membantu pasien menjalani kehidupan yang produktif dan berkualitas.

Deteksi dini dan kepatuhan pengobatan menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko komplikasi serius di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau