Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pelecehan pada Anak Cenderung Tumbuhkan Perilaku Kecanduan

Kompas.com - 04/06/2025, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber PsyPost

KOMPAS.com - Pelecehan pada anak usia dini memberikan dampak panjang hingga memengaruhi masa remajanya.

Sebuah studi terkini yang dilakukan di China mengungkapkan bahwa remaja yang pernah mengalami pelecehan saat masih kecil cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami perilaku kecanduan terhadap rokok, alkohol, maupun internet.

Melansir PsyPost pada Minggu (1/6/2025), penelitian yang dijalankan oleh Zhengyi Liu, Yunyi Xiao, dkk., (2025) dan dipublikasikan di Journal of Affective Disorders ini melibatkan 1.601 siswa kelas 10-11 SMA dari Provinsi Zhejiang.

Dari peserta tersebut, 757 adalah anak perempuan, sisanya 844 adalah anak laki-laki.

Para peserta yang berusia antara 15 hingga 19 tahun, mengisi sejumlah kuesioner untuk menilai pengalaman pelecehan masa kecil (Childhood Abuse Questionnaire), tingkat impulsivitas (Dual-Mode of Self-Control Scale), iritabilitas (Brief Irritability Scale), dan kebiasaan adiktif, seperti merokok, minum alkohol, dan penggunaan internet secara berlebihan (Internet Addiction Disorder Diagnostic Scale).

Baca juga: Dari Kasus Dugaan Pelecehan oleh Dokter Kandungan: Ketahui SOP USG Kehamilan

Apa itu pelecehan pada anak?

Dalam studi ini, pelecehan pada anak didefinisikan sebagai perlakuan yang merugikan atau mengancam anak, baik secara fisik, emosional, seksual, maupun pengabaian.

Pelecehan fisik mencakup tindakan, seperti memukul atau menyakiti anak secara fisik.

Pelecehan emosional melibatkan kritik terus-menerus, penolakan, atau penghinaan.

Pelecehan seksual termasuk tindakan tidak pantas terhadap anak, seperti sentuhan yang tidak layak, eksposur, atau eksploitasi seksual.

Selain itu, pengabaian atau neglect juga dianggap bentuk pelecehan. Ini mencakup kegagalan memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti makanan, tempat tinggal, perawatan medis, pendidikan, dan dukungan emosional.

Baca juga: Anak Jadi Target Pelecehan dan Eksploitasi Seksual Online

Peneliti menjelaskan bahwa dampak pelecehan pada anak bisa sangat serius.

Selain meningkatkan risiko gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan PTSD (gangguan stres pascatrauma), pelecehan juga dapat mengganggu perkembangan otak anak, terutama di bagian yang mengatur respons stres dan pengendalian emosi.

Dalam studi ini, remaja yang melaporkan mengalami pelecehan masa kecil juga memiliki skor lebih tinggi dalam skala impulsivitas dan mudah marah.

Mereka juga menunjukkan kecenderungan lebih besar terhadap perilaku kecanduan, seperti merokok, minum alkohol, dan penggunaan internet secara kompulsif.

Penelitian ini menguji model statistik yang menunjukkan bahwa pelecehan pada anak dapat meningkatkan tingkat impulsivitas dan iritabilitas, yang kemudian meningkatkan kemungkinan perilaku adiktif saat remaja.

Hasil penelitian mendukung model tersebut, tetapi impulsivitas dan iritabilitas tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan antara pelecehan pada anak dan perilaku kecanduan di usia remaja.

Walaupun studi ini memberikan wawasan penting, peneliti mencatat beberapa keterbatasan.

Data dikumpulkan berdasarkan laporan pribadi peserta dan kenangan masa lalu, yang dapat menimbulkan potensi bias atau ketidakakuratan.

Baca juga: Kekerasan dan Pelecehan Seksual Picu Tekanan Darah Tinggi pada Wanita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau