Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Rasa Kecewa, Psikolog: Akui Emosi dan Fokus pada Proses Diri

Kompas.com - 04/06/2025, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com – Perasaan kecewa ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan merupakan hal yang wajar dialami oleh siapa pun.

Menurut psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Phoebe Ramadina, M.Psi., Psikolog, penting bagi setiap individu untuk mengakui perasaan tersebut dan memberi ruang pada emosi yang muncul.

"Hal pertama yang penting dilakukan adalah mengakui perasaan yang muncul. Dengan memberi ruang pada emosi, baik yang nyaman maupun tidak nyaman, kita akan lebih mudah menerima kenyataan dan tidak tenggelam dalam penyangkalan," kata Phoebe, seperti ditulis oleh Antara, Selasa (3/6/2025).

Ia mencontohkan, salah satu pemicu kekecewaan bisa muncul saat melihat keberhasilan orang lain, seperti teman sebaya yang lebih dulu mencapai target tertentu. Untuk itu, ia mengingatkan agar tidak membandingkan diri secara tidak sehat.

Phoebe menekankan bahwa apa yang terlihat dari orang lain kerap kali hanya hasil akhirnya saja, tanpa mengetahui proses panjang dan tantangan yang telah dilalui.

 Baca juga: Dampak Negatif Candaan Melewati Batas pada Kesehatan Mental

Kenali tujuan dan ambil langkah kecil

Lebih lanjut, saat rencana yang sudah disusun tidak berjalan sesuai harapan—misalnya karena terkendala melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi—ia menyarankan agar seseorang kembali mengenali tujuan pribadi yang ingin dicapai.

"Tanyakan pada diri sendiri 'Apa langkah kecil yang dapat saya ambil saat ini untuk mendekatkan diri pada tujuan?'," tambahnya.

Untuk menjaga stabilitas mental, Phoebe menganjurkan agar seseorang mengalihkan perhatian pada hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti memilih kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, memperkuat koneksi sosial, atau mengikuti pembelajaran.

Baca juga: Menemukan Keseimbangan: Mengenal Manfaat Yoga untuk Kesehatan Mental

Gagal bukan akhir, cari dukungan bila perlu

Selain itu, membangun relasi dengan lingkungan yang suportif juga menjadi kunci agar emosi tetap stabil dan kebutuhan dukungan sosial terpenuhi.

"Penting bagi kita untuk mengingat bahwa kegagalan dapat menjadi sarana untuk belajar dan mengembangkan diri. Selain itu, jalan untuk mencapai tujuan kita bisa ditempuh melalui berbagai cara," ucapnya.

Phoebe menyarankan agar seseorang memberi waktu untuk berefleksi atas kegagalan yang dialami, lalu menyusun strategi untuk bangkit kembali.

Namun, apabila perasaan kecewa sudah mulai terasa berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari, ia mengingatkan pentingnya mencari bantuan dari tenaga profesional.

"Bantuan profesional dapat membantu mengelola emosi dengan lebih baik, merancang strategi untuk masa depan dan meningkatkan kesehatan mental secara menyeluruh,"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau