Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2025, 15:05 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Kecelakaan kerja yang melibatkan tangan dan pergelangan tangan merupakan salah satu insiden paling umum di berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur, konstruksi, hingga sektor pertanian dan layanan.

Cedera tangan tidak hanya menyebabkan gangguan fungsi motorik halus dan kasar, tetapi juga berdampak besar terhadap produktivitas pekerja serta kualitas hidup mereka.

Luka robek, patah tulang, kerusakan tendon, hingga amputasi jari atau tangan sering kali menjadi konsekuensi serius dari kecelakaan yang terjadi akibat alat berat, mesin berputar, atau kelalaian prosedur keselamatan.

Dengan tingginya angka cedera tangan di lingkungan kerja, kemajuan di bidang bedah rekonstruksi tangan menjadi semakin penting. Bedah rekonstruksi tidak hanya berfokus pada pemulihan bentuk anatomis, tetapi juga pada pemulihan fungsi tangan secara optimal.

"Bedah mikro dan rekonstruksi tangan merupakan sub-spesialisasi dalam bidang bedah yang bertujuan untuk memulihkan fungsi, kekuatan, dan aspek estetika tangan manusia melalui metode konservatif maupun tindakan bedah," jelas Assistant Profesor Rebecca Lim Qian Ru dalam wawancara tertulis dengan Kompas.com.

Baca juga: Sering Kesemutan di Jari Tangan, Tanda Penyakit Saraf?

Ia mengatakan, tangan merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari enam jenis jaringan yang berbeda, yakni tulang, tendon, ligamen, saraf, pembuluh darah, dan kulit.

"Masing-masing jaringan ini memiliki karakteristik biologis yang unik dan memerlukan pendekatan penanganan yang spesifik," kata dokter konsultan Hand & Reconstructive Microsurgery Department di Singapore General Hospital (SGH) ini.

Rebecca mengatakan, di rumah sakit tempatnya bekerja berbagai kasus cedera tangan pernah ditanganinya, mulai dari patah tulang akut pada tangan dan pergelangan tangan, kondisi inflamasi, kompresi saraf, hingga kasus-kasus cedera industri.

Khusus untuk prosedur penanaman kembali bagian tangan, waktu menjadi faktor yang sangat krusial. Semakin dekat ke pusat tubuh atau titik perlekatan lokasi amputasi, semakin singkat pula jangka waktu yang tersedia untuk melakukan penanaman kembali secara aman dan efektif, karena meningkatnya risiko nekrosis otot.

"Sebagai pusat rujukan regional untuk trauma tangan, kami menangani banyak pasien dengan berbagai jenis kecelakaan industri. SGH dilengkapi dengan helipad yang memungkinkan penerimaan pasien dari seluruh Asia Tenggara untuk perawatan trauma tangan yang bersifat darurat dan sensitif terhadap waktu," ujarnya.

Baca juga: Mengapa Cedera ACL Jadi Momok Para Atlet?

Mengembalikan fungsi tangan

Rebecca menjelaskan, salah satu tantangan terbesar dalam rekonstruksi tangan adalah kasus yang melibatkan keenam jenis jaringan serta terpapar kontaminasi biologis.

"Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk melakukan pembuangan jaringan yang rusak dan pembersihan menyeluruh pada setiap struktur guna meminimalkan risiko infeksi—terutama di iklim tropis yang panas dan lembap seperti wilayah Asia Tenggara ini," katanya.

Proses penanganan diawali dengan menstabilkan tulang menggunakan implan dan cangkok tulang jika dibutuhkan.

"Selanjutnya, kami memperbaiki tendon, baik fleksor maupun ekstensor, dengan berbagai teknik yang tersedia. Setelah itu, saraf dan pembuluh darah yang cedera ditangani secara mikroskopis melalui prosedur coaptation dan pencangkokan bedah mikro dengan pembesaran tinggi," paparnya.

Untuk pelapisan ulang jaringan lunak, ia memilih metode terbaik berdasarkan prinsip tangga rekonstruksi, mulai dari penutupan primer hingga penggunaan flap komposit bebas, tergantung pada kebutuhan klinis masing-masing kasus.

Baca juga: Menyingkirkan Nyeri Saraf Terjepit dengan Bedah Sayatan Kecil

"Kami juga memiliki tim terapi okupasi khusus yang akan merancang bidai dan protokol rehabilitasi sesuai dengan jenis cedera masing-masing pasien. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan pemulihan fungsi tangan dan membantu pasien kembali ke aktivitas atau pekerjaan semula secepat mungkin," kata Rebecca.

Dengan inovasi dalam teknik mikrobedah, penggunaan implan canggih, serta proses rehabilitasi, telah memberikan harapan baru bagi para korban cedera tangan untuk kembali menjalani hidup yang produktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau