Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Perempuan Lebih Cepat Menua? Ini Cara Melawannya

Kompas.com - 04/06/2025, 17:26 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pernahkah Anda memperhatikan bahwa meski ibu dan ayah Anda seusia, tanda-tanda penuaan sering kali lebih dulu muncul pada ibu Anda? Hal ini bukan semata-mata karena faktor genetik atau gaya hidup saja. Perubahan hormonal, terutama yang berkaitan dengan menopause, memainkan peran besar dalam mempercepat proses penuaan pada perempuan.

Menurut ahli gizi fungsional dari India, Tanya Malik Chawla, menopause dini dapat memicu percepatan penuaan biologis.

“Penurunan hormon estrogen yang dimulai sejak usia 40-an mempercepat munculnya kerutan, penurunan elastisitas kulit, penambahan lemak perut, pengeroposan tulang, hingga gangguan kognitif,” ujarnya seperti dikutip dari Indian Express.

Tak hanya faktor biologis, gaya hidup yang penuh tekanan juga berkontribusi.

“Kurang tidur, pola makan tidak teratur, kehilangan nutrisi akibat kehamilan, serta stres kronis dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon,” tambahnya.

Baca juga: Apa Tanda-tanda Penuaan Normal? Begini Penjalasannya...

Dr Archana Batra, ahli gizi dan edukator diabetes, menekankan bahwa perempuan di usia 50-an mengalami penurunan metabolisme dan hormon, sehingga butuh perhatian khusus agar proses penuaan bisa diperlambat secara sehat dan holistik.

Memperlambat penuaan pada perempuan

Untuk membantu perempuan menua dengan sehat dan tetap bugar, para ahli menyarankan beberapa langkah berikut:

ilustrasi makanan untuk menurunkan berat badanFreepik.com ilustrasi makanan untuk menurunkan berat badan

1. Perbaiki pola makan
Tingkatkan asupan protein. Perempuan pra atau pascamenopause disarankan mengonsumsi sekitar 5–10 gram protein per kilogram berat badan per hari. Protein membantu menjaga massa otot dan metabolisme.

Baca juga: Tidur Tidak Teratur Bisa Percepat Penuaan Otak

Perhatikan kesehatan usus: Usia 50-an rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) yang sering diobati dengan antibiotik. Namun, antibiotik juga mengganggu keseimbangan mikrobiota usus. Konsumsi makanan probiotik seperti yogurt, kefir, dan makanan fermentasi bisa membantu.

Minimalkan gula dan garam: Gula mempercepat penuaan kulit melalui proses glikasi, sementara garam berlebih meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

2. Konsumsi suplemen yang tepat
Penting untuk menjaga kelembapan kulit dan elastisitasnya dengan cukup mengonsumsi vitamin E dan C. Sumber alami termasuk kacang almond, biji bunga matahari, brokoli, dan jeruk.

Vitamin D dan kalsium membantu menjaga kepadatan tulang. Konsumsi tiga kali sehari melalui makanan seperti susu, sereal fortifikasi, dan jus jeruk.

Nutrisi seperti magnesium, omega-3, serta vitamin B6, B9 (asam folat), dan B12 berperan dalam keseimbangan hormonal dan kesehatan otak. 

3. Kendalikan tekanan darah
Tekanan darah tinggi mempercepat penuaan pembuluh darah dan jantung. Ganti garam dapur dengan rempah-rempah alami seperti lada hitam, bawang putih bubuk, dan rempah segar untuk mengurangi asupan natrium tanpa mengorbankan rasa.

4. Tetap aktif dan tidur cukup
Latihan kekuatan 2–3 kali seminggu membantu menjaga massa otot dan kesehatan tulang.Tidur 7–9 jam per malam penting untuk regenerasi sel.

Kesehatan mental juga tak kalah penting, luangkan waktu untuk relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan.

Baca juga: Apa Hal yang Harus Dihindari untuk Awet Muda? Ini 9 Ulasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau