Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Anak: Screen Time Paling Berisiko pada Anak di Bawah Dua Tahun

Kompas.com - 04/06/2025, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dokter menyoroti paparan waktu layar atau screen time memberikan efek negatif pada otak manusia.

Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Farid Agung Rahmadi, M.Si., Med., Sp.A (K), mengemukakan bahwa anak di bawah dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time atau paparan waktu layar.

Farid menjelaskan bahwa screen time adalah durasi atau lamanya waktu individu menonton layar elektronik, seperti televisi, komputer, laptop, atau handphone, yang sekarang ini mudah sekali untuk digunakan.

“Pada saat itu (di bawah dua tahun) otak seorang anak sedang tumbuh dan berkembang pesat, karena ada plastisitas otak yang paling hebat di umur itu, ada sinaptogenesis,” kata Farid seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa (3/6/2025).

Dokter yang tergabung dengan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial IDAI itu mengatakan bahwa paparan screen time mengurangi kuantitas dan kualitas interaksi anak dengan orang tua, sehingga memengaruhi perilaku bermain mereka.

Baca juga: Dampak Media Sosial bagi Kesehatan Mental Anak

Perilaku bermain anak di bawah dua tahun

Ia menjelaskan, pada perilaku bermain bayi, terdapat karakteristik secara kuantitas dan kualitas.

Ketika screen time mendominasi aktivitas bayi, maka durasi episode bermain menjadi lebih pendek.

"Kompleksitas bermain dan fokus perhatiannya menjadi kurang karena tersita sekali dengan adanya screen time. Jadi, pengalaman-pengalaman berinteraksi dengan orang lain menjadi sangat kurang," ucap Farid.

Kemudian, ia menyampaikan bahwa jenis dan durasi media yang dikonsumsi anak-anak saat ini sangat berbeda dengan anak-anak zaman dulu.

Pada zaman dulu, ia menerangkan, televisi menjadi media layar utama dengan durasi rata-rata screen time 1 jam 20 menit.

Sedangkan sejak 2011, Farid menyoroti bahwa televisi mulai digantikan oleh gawai pribadi sebagai media dominan dalam kehidupan anak.

Dia mencontohkan tren screen time di Kanada pada 2011, yang berjumlah 39 persen, naik menjadi 80 persen dalam kurun waktu dua tahun ketika anak terpapar gawai pribadi.

Durasi paparan layar pun menjadi lebih panjang, dari 1 jam 20 menit menjadi total 4 jam untuk paparan layar dari gawai dan televisi.

Baca juga: Dampak Media Sosial bagi Anak yang Perlu Orangtua Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau