KOMPAS.com - Stevens-Johnson Syndrome (SJS) merupakan kondisi langka namun berbahaya yang menyerang kulit dan selaput lendir.
Meski jarang terjadi, penyakit ini tergolong serius karena dapat menyebabkan komplikasi multi-organ dan bahkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
SJS biasanya dipicu oleh reaksi terhadap obat-obatan tertentu, infeksi, atau faktor imunologis lainnya.
Gejala awalnya mirip flu, tapi berkembang cepat menjadi luka melepuh yang meluas di kulit dan mukosa.
Penting bagi masyarakat untuk memahami penyakit ini sejak dini, terutama karena gejala awalnya sering disalahartikan sebagai penyakit kulit biasa.
Berikut penjelasan lengkap seputar SJS, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga penanganannya.
Baca juga: 7 Gejala Lupus yang Perlu Diwaspadai: Ada Kaku Sendi dan Ruam Kulit
Stevens-Johnson Syndrome adalah reaksi imunologis serius yang menyebabkan kematian sel kulit secara masif sehingga lapisan kulit terlepas dari tubuh.
Dikutip dari jurnal Therapeutic Advances in Chronic Disease pada tahun 2020, kondisi ini tergolong dalam spektrum yang sama dengan toxic epidermal necrolysis (TEN), dengan perbedaan utama pada tingkat keparahan: SJS melibatkan kurang dari 10 persen luas permukaan tubuh, sedangkan TEN lebih dari 30 persen.
Penyakit ini ditandai oleh munculnya lesi pada kulit berupa ruam kemerahan, lepuh, dan pengelupasan kulit, yang disertai dengan peradangan pada mulut, mata, dan organ genital.
Bila tidak segera ditangani, SJS dapat mengakibatkan infeksi parah, gagal organ, hingga kematian.
Baca juga: Serangga Bisa Picu Infeksi Kulit Saat Banjir, Ini Tips Pencegahannya
SJS sebagian besar dipicu oleh reaksi terhadap obat-obatan. Namun, ada juga faktor lain yang dapat menjadi penyebab.
Dikutip dari jurnal Springer Nature di tahun 2020, berikut beberapa penyebab utama penyakit ini.
Obat antikejang (seperti lamotrigin dan karbamazepin), antibiotik (seperti sulfonamid dan penisilin), serta obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) tertentu dapat memicu SJS.
Infeksi virus dan bakteri, terutama Mycoplasma pneumoniae, sering dikaitkan dengan SJS, terutama pada anak-anak.
Individu dengan gen HLA tertentu, seperti HLA-B1502, memiliki risiko lebih tinggi mengalami reaksi obat yang menyebabkan SJS.
Pasien dengan HIV, kanker, atau gangguan sistem imun lainnya juga berisiko lebih tinggi.
Baca juga: Seperti Apa Gatal karena Diabetes? Berikut 4 Ciri-cirinya…
Meskipun sangat jarang, ada laporan SJS muncul setelah vaksinasi tertentu atau paparan zat kimia toksik.
Penting untuk mengenali faktor risiko ini agar dokter dapat segera menghentikan penggunaan obat atau menangani infeksi yang memicu reaksi.
Baca juga: Apa Penyebab Gatal pada Wajah dan Leher? Berikut 10 Daftarnya…
Gejala SJS biasanya berkembang dalam beberapa hari dan dimulai dengan tanda-tanda seperti flu. Beberapa gejala khasnya, antara lain:
Gejala tersebut bisa muncul cepat dan memburuk dalam hitungan jam hingga hari, sehingga membutuhkan penanganan segera.
Baca juga: 10 Ciri-ciri Gula Darah Tinggi pada Kulit, Ada Kulit Kering dan Gatal
Penanganan SJS memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, sering kali di unit perawatan luka bakar. Berikut beberapa langkah penanganannya:
Dukungan psikologis juga penting, karena pasien SJS dapat mengalami trauma berat akibat kondisi yang diderita.
Baca juga: 10 Gejala Eksim Basah yang Perlu Diwaspadai, Tak Sekadar Gatal
Segera cari bantuan medis bila mengalami:
Jika Anda memiliki riwayat alergi obat atau baru saja mengonsumsi obat baru, dan muncul gejala di atas, sebaiknya langsung ke unit gawat darurat.
Penanganan yang cepat bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Stevens-Johnson Syndrome adalah kondisi medis gawat darurat yang ditandai oleh kerusakan luas pada kulit dan mukosa akibat reaksi imun. Penyebab utamanya adalah obat-obatan, tapi infeksi dan faktor genetik juga berperan.
Karena gejalanya bisa berkembang cepat dan mengancam nyawa, penting untuk mengenali tanda-tandanya sedini mungkin dan segera mencari pertolongan medis.
Langkah pencegahan terbaik adalah mengenali obat-obatan pemicu dan menghindarinya, terutama bagi yang punya riwayat alergi.
Masyarakat juga perlu lebih sadar akan pentingnya konsultasi dokter sebelum mengonsumsi obat tertentu, terutama yang berpotensi menimbulkan reaksi berat seperti SJS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.