Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gejala Kanker Serviks yang Kerap Diabaikan, Waspadai Tanda-tanda Awalnya

Kompas.com - 05/06/2025, 08:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Indra Adi Susianto, MSi.Med, SpOG, mengingatkan bahwa gejala kanker serviks sering kali tidak muncul pada tahap awal.

“Pada stadium awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala baru mulai terasa saat sudah memasuki stadium 2B atau 3A,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Senin (2/6/2025).

Gejala kanker serviks bisa berupa perdarahan yang tidak normal dari vagina, keputihan berlebih, nyeri saat berhubungan intim, hingga nyeri di bagian panggul atau punggung bawah.

Karena gejalanya menyerupai keluhan ginekologis umum, banyak perempuan tidak menyadarinya hingga penyakit berkembang lebih lanjut.

Menurutnya, penting untuk melakukan deteksi dini melalui pap smear secara rutin agar lesi pra kanker dapat diketahui sebelum berkembang menjadi kanker serviks.

Salah satu alasan mengapa kanker serviks sering luput dari perhatian adalah karena gejalanya kerap dianggap sepele. Padahal, tanda-tanda tersebut bisa menjadi sinyal awal dari kondisi yang lebih serius.

Baca juga: Kenali Virus HPV, Pemicu Utama Kanker Serviks yang Sering Diabaikan

Gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai

Dilansir dari Antara, Rabu (30/4/2025), kanker serviks kerap luput dari perhatian karena gejalanya mirip dengan gangguan reproduksi biasa.

Padahal, pengenalan gejala sejak dini bisa menjadi kunci keberhasilan pengobatan. Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:

  • Perdarahan yang tidak biasa, seperti setelah berhubungan intim, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause
  • Keputihan yang berubah warna, berbau, atau jumlahnya meningkat secara tidak normal
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Rasa nyeri di bagian bawah perut, punggung bawah, atau panggul

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kanker serviks sebagai kanker keempat terbanyak pada perempuan secara global.

Di Indonesia sendiri, penyakit ini menduduki posisi kedua sebagai kanker terbanyak pada perempuan dengan sekitar 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian setiap tahunnya.

Baca juga: Pap Smear dan Vaksin HPV, Kunci Utama Cegah Kanker Serviks

Penyebab kanker serviks

Menurut Indra, penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus Human Papillomavirus (HPV).

“Tipe HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18, yang bertanggung jawab atas sekitar 70 persen kasus,” jelasnya.

Selain itu, terdapat juga tipe HPV lain yang dapat memicu kanker serviks meskipun dengan risiko yang lebih kecil, seperti tipe 31, 33, 45, 52, dan 58. Virus ini menyebar terutama melalui hubungan seksual.

Jika infeksi HPV bertahan lama, ia dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks menjadi lesi pra kanker atau neoplasia intraepitel serviks (CIN). Bila tidak diobati, lesi ini dapat berkembang menjadi kanker.

Baca juga: Kanker Serviks Masih Mengancam, Dokter Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

Cara mencegah kanker serviks

Untuk mencegah kanker serviks, Indra menekankan pentingnya dua langkah utama: vaksinasi HPV dan pemeriksaan pap smear secara rutin.

“Vaksin HPV sangat efektif mencegah infeksi virus penyebab kanker serviks, tapi meskipun sudah divaksin tetap harus menjalani pap smear setiap tahun,” tegasnya.

Pap smear mampu mendeteksi lesi pra kanker pada tahap sangat awal. Jika ditemukan lebih dini, peluang untuk sembuh menjadi jauh lebih besar karena pengobatan dapat dilakukan sebelum sel-sel berubah menjadi kanker.

“Banyak perempuan yang merasa sehat dan mengabaikan skrining karena tidak merasa ada keluhan. Padahal, justru di tahap pra kanker itulah peluang penyembuhan terbaik bisa didapat,” kata Indra.

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini.

Gejalanya memang bisa samar atau baru muncul saat stadium lanjut, oleh karena itu penting bagi perempuan untuk memperhatikan perubahan pada tubuh dan melakukan pemeriksaan rutin.

Kombinasi antara vaksinasi HPV dan pap smear tahunan adalah langkah nyata untuk menekan risiko kanker serviks dan menyelamatkan lebih banyak nyawa perempuan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau