Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smile Train Capai 7.000 Operasi Bibir Sumbing per Tahun di Indonesia

Kompas.com - 06/06/2025, 16:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Smile Train, organisasi nirlaba internasional yang fokus pada penanganan bibir sumbing, mencatat pencapaian signifikan di Indonesia dengan rata-rata 7.000 operasi setiap tahunnya. 

Dalam dua dekade terakhir, organisasi yang berpusat di New York, Amerika Serikat ini telah hampir mencapai total 125.000 operasi bibir sumbing di berbagai wilayah Indonesia. 

"Kami bangga dengan kontribusi kami di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Kini kami dengan bangga mengumumkan kesiapan kami mencapai 125.000 operasi bibir sumbing di Indonesia atau 7.000 operasi per tahun," kata Senior Vice President dan Regional Director Smile Train untuk Asia, Mamta Caroll.

Bibir sumbing adalah kondisi bawaan lahir yang terjadi ketika bibir atau langit-langit mulut bayi tidak terbentuk dengan sempurna selama kehamilan. 

Kondisi ini bukan sekadar masalah kosmetik, karena dapat menimbulkan kesulitan dalam makan, bernapas, mendengar, dan berbicara. 

Baca juga: Pentingnya Menangani Sumbing Sejak Dini

"Apabila tidak dioperasi tepat waktu, bayi akan kesulitan mengisap makanan, padahal kemampuan ini sangat penting bagi bayi baru lahir," kata Ketua Dewan Medis Smile Train Asia Tenggara Mayor Jenderal TNI (Purn) Budiman. 

Di seluruh dunia, setiap tiga menit lahir satu bayi dengan bibir sumbing. Anak-anak dengan kondisi ini sering kali mengalami diskriminasi sosial, seperti di-bully atau dikucilkan di beberapa negara.

Perayaan pencapaian125.000 operasi bibir sumbing di Indonesia oleh yayasan internasional Smile Train di Jakarta (3/6/2025).Dok Smile Train Perayaan pencapaian125.000 operasi bibir sumbing di Indonesia oleh yayasan internasional Smile Train di Jakarta (3/6/2025).

Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Smile Train tidak hanya mendukung operasi bibir sumbing, tetapi juga layanan ortodontik, nutrisi, terapi wicara, dan lainnya.

Ketua Dewan Medis Global Smile Train, Larry Hollier, mengatakan, Smile Train bekerja sama dengan tenaga medis lokal di berbagai komunitas untuk mensponsori perawatan bibir sumbing berkelanjutan bagi pasien di daerahnya masing-masing. 

Baca juga: Mengenal Bibir Sumbing

"Model berkelanjutan ini membuat Smile Train lebih efektif dan efisien dibandingkan organisasi berbasis misi sementara, karena pasien dapat menerima perawatan sepanjang tahun, sehingga setiap orang bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan," katanya.

Walaupun Smile Train telah mendukung pasien bibir sumbing di lebih dari 95 negara di seluruh dunia, Hollier mengatakan  menghadapi tantangan dalam menjalankan program di negara kepulauan seperti Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Ditambahkan oleh dr.Budiman, di Indonesia tantangannya adalah kondisi geografis dan demografis yang luas dan beragam.

"Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan negara ke-14 terbesar berdasarkan luas wilayah, dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, Indonesia memiliki tantangan geografis yang sangat besar. Meski begitu, Smile Train berhasil menerapkan standar operasi dan perawatan yang aman dan berkualitas di seluruh Indonesia,” katanya.

Untuk menjangkau pasien di seluruh Indonesia, Smile Train menjalin kemitraan dengan rumah sakit besar, termasuk rumah sakit pemerintah yang fokus pada anak. Rumah sakit-rumah

sakit ini juga berperan melatih tenaga medis di luar kota besar dalam melakukan operasi dan perawatan terkait bibir sumbing.

Baca juga: Bagaimana Cara Melatih Anak agar Cepat Bicara? Ini Penjelasan IDAI…

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau