Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Puasa Hanya Minum Air Selama 10 Hari Tingkatkan Risiko Peradangan

Kompas.com - 09/06/2025, 10:28 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Tren diet ekstrem seperti puasa hanya dengan mengonsumsi air (water-only fasting) belakangan marak beredar di media sosial.

Namun, studi terbaru mengungkap bahwa metode ini bisa memberikan tekanan pada tubuh dan meningkatkan risiko peradangan, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan jantung atau pembuluh darah.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Molecular Metabolism oleh tim ilmuwan internasional ini melibatkan 20 partisipan yang menjalani puasa air selama 10 hari penuh tanpa asupan makanan maupun minuman lain.

Meski peserta kehilangan rata-rata 7,7 persen dari berat badan mereka, efek samping seperti sakit kepala, insomnia, hingga tekanan darah rendah turut dialami.

“Hipotesis awal kami adalah puasa berkepanjangan akan menurunkan peradangan dalam tubuh,” ujar Dr. Luigi Fontana, dokter sekaligus peneliti dari University of Sydney yang terlibat dalam studi tersebut.

“Tetapi yang kami temukan justru sebaliknya. Puasa panjang menimbulkan stres pada tubuh dan meningkatkan jumlah protein proinflamasi dalam darah, yang berpotensi meningkatkan risiko masalah kesehatan, terutama bagi mereka dengan kondisi jantung atau pembuluh darah,” lanjutnya seperti dikutip dari Science Alert.

Baca juga: Diet DASH Disarankan Dokter untuk Lawan Hipertensi Tanpa Obat Berlebih

Peningkatan protein peradangan

Dalam riset ini, para peneliti memantau perubahan kadar protein plasma peserta untuk memahami dampak puasa air terhadap tubuh.

Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan pada beberapa protein pemicu peradangan seperti C-reactive protein (CRP) dan interleukin-8 (IL-8).

Sementara itu, beberapa protein lain seperti yang berkaitan dengan pemecahan otot dan tulang justru menurun, termasuk protein amyloid beta yang kerap dikaitkan dengan perkembangan penyakit Alzheimer.

Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa hasil ini masih bersifat awal. Sampel studi yang kecil dan terbatas pada individu dengan berat badan berlebih membuat temuan ini belum bisa digeneralisasi. Diperlukan penelitian lanjutan dengan populasi yang lebih luas dan beragam.

“Respon peradangan akut selama puasa berkepanjangan mungkin merupakan mekanisme adaptif sementara, tetapi tetap menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi dampak jangka panjang terhadap kesehatan jantung dan metabolik,” tulis para peneliti.

Baca juga: Batu Saluran Kemih Akibat Diet Salah, Simak Penjelasan Dokter Urologi

Tidak semua puasa berdampak sama

Sebagai pembanding, beberapa studi sebelumnya justru menemukan bahwa puasa intermiten bisa memperlambat penuaan sel, menurunkan peradangan, dan mengurangi risiko penyakit.

Namun, manfaat tersebut tampaknya hanya muncul bila pola makan tetap diatur dan kalori dikontrol secara ketat.

Fontana mengingatkan bahwa tidak ada metode puasa yang cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin mencoba puasa air atau diet ekstrem lainnya sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis.

“Efek puasa air memang bisa terlihat nyata, tapi kita masih perlu memahami lebih jauh dampaknya terhadap tubuh dalam jangka panjang,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau