Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kafein Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Otak Tetap Aktif di Malam Hari

Kompas.com - 09/06/2025, 16:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Konsumsi kafein tidak hanya membuat seseorang tetap terjaga, tetapi juga berdampak pada aktivitas otak selama tidur.

Studi terbaru menunjukkan bahwa kafein dapat mengubah cara otak bekerja di malam hari, sehingga tidur menjadi kurang efektif untuk memulihkan fungsi otak.

Baca juga: Studi: Kopi Decaf Bisa Membuat Tubuh Terjaga Sama seperti Kopi Biasa

Kafein ganggu ritme otak saat tidur

Peneliti dari University of Montreal, Kanada, menemukan bahwa kafein meningkatkan kompleksitas sinyal otak dan mendorongnya ke kondisi yang disebut criticality.

Ini adalah kondisi di mana otak berada pada keseimbangan antara keteraturan dan fleksibilitas—ideal untuk konsentrasi, tetapi kurang baik saat tidur.

“Meski seseorang sedang tidur, otaknya tetap berada dalam kondisi aktif dan kurang restoratif akibat pengaruh kafein,” kata ahli saraf Karim Jerbi, dikutip dari Science Alert.

Baca juga: Apakah Baik Minum Kopi Tanpa Gula di Pagi Hari? Ini Penjelasannya...

Gelombang tidur terganggu, memori tak tersimpan maksimal

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Communications Biology ini menganalisis aktivitas otak 40 partisipan muda berusia 20 hingga 27 tahun.

Para peserta menjalani dua malam pemantauan EEG—satu malam dengan plasebo, dan satu malam dengan asupan 200 miligram kafein (setara satu hingga dua cangkir kopi).

Hasilnya, gelombang otak yang biasa muncul saat tidur dalam—seperti delta, theta, dan alfa—mengalami penurunan saat peserta mengonsumsi kafein.

Gelombang-gelombang ini penting dalam fase non-rapid eye movement (non-REM), yakni saat otak memproses ingatan dan memulihkan fungsi kognitif.

“Perubahan dalam ritme aktivitas otak ini bisa menjelaskan mengapa kafein menghambat efisiensi pemulihan otak di malam hari,” lanjut Jerbi.

Baca juga: 6 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula, Termasuk Mencegah Diabetes Tipe 2

Anak muda lebih rentan terhadap efek kafein

Menariknya, efek gangguan tidur akibat kafein terlihat lebih dominan pada peserta yang lebih muda.

Para peneliti menduga hal ini berkaitan dengan jumlah reseptor adenosin yang lebih banyak pada otak anak muda.

Adenosin adalah molekul yang memicu rasa kantuk dan meningkat seiring waktu. Kafein bekerja dengan memblokir reseptor adenosin, sehingga rasa kantuk berkurang. Namun, pada otak muda yang lebih sensitif, dampaknya juga lebih besar—termasuk saat tidur.

“Dalam konteks siang hari, efek ini memang membantu konsentrasi. Tapi saat malam, otak justru sulit beristirahat dan pulih,” ujar Julie Carrier, salah satu peneliti.

Dalam laporannya, tim peneliti menekankan bahwa kafein adalah stimulan psikoaktif yang dikonsumsi luas di berbagai kalangan, baik melalui kopi, teh, cokelat, minuman energi, maupun obat-obatan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana kafein memengaruhi otak, tidak hanya saat terjaga, tetapi juga selama tidur dan pada kelompok usia yang berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau