Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Covid-19 Nimbus yang Picu Lonjakan Kasus Global

Kompas.com - 10/06/2025, 12:20 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Varian baru Covid-19 yang dikenal dengan nama NB.1.8.1 atau dijuluki “Nimbus”, tengah menjadi perhatian dunia setelah menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah negara, termasuk India, Thailand, dan China. Varian ini merupakan turunan dari Omicron dan pertama kali terdeteksi pada Januari 2025.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada akhir April 2025, Nimbus telah mencakup lebih dari 10 persen sekuens global, naik tajam dari 2,5 persen sebulan sebelumnya. 

WHO menetapkannya sebagai “varian yang sedang dipantau”, menandakan potensi perubahan dalam perilaku virus yang perlu diwaspadai.

Ahli virologi dari Universitas Griffith, Dr. Lara Herrero, menjelaskan bahwa Nimbus menunjukkan afinitas pengikatan tertinggi terhadap reseptor ACE2 manusia, yang berarti ia dapat menginfeksi sel lebih efisien dibanding varian sebelumnya.

Baca juga: Covid-19 Kembali Naik di India, Indonesia Harus Siap Hadapi Gelombang Baru

Sementara itu, Dr. Chun Tang dari Pall Mall Medical Inggris menyebutkan bahwa mutasi pada protein lonjakan bisa membuat Nimbus lebih mudah menyebar atau menghindari sebagian imunitas tubuh, namun tidak menunjukkan gejala yang lebih parah sejauh ini.

Dr. Naveed Asif dari The London General Practice mencatat bahwa varian ini telah terdeteksi di setidaknya 22 negara, namun WHO menilai risiko global masih rendah, dan vaksin yang ada tetap efektif dalam mencegah penyakit parah.

Gejala umum dari varian Nimbus antara lain:

- Sakit tenggorokan parah

- Kelelahan

- Batuk ringan

- Demam

- Nyeri otot

- Hidung tersumbat

- Mual dan diare pada beberapa kasus

Baca juga: WHO: Kasus Covid-19 Global Meningkat, Indonesia Termasuk Wilayah Terdampak

Kewaspadaan diperlukan

Meskipun tidak menyebabkan gejala yang lebih berat, penyebaran cepat varian Nimbus menyoroti perlunya kesiapsiagaan sistem kesehatan global, terutama di tengah penurunan angka tes dan pelacakan pasca-pandemi.

Lonjakan kasus di negara-negara seperti India, Hong Kong, dan Singapura mengingatkan bahwa Covid-19 terus berevolusi, dan masyarakat perlu tetap waspada terhadap varian baru—sekaligus memperkuat cakupan vaksinasi untuk mengurangi risiko penyakit parah.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau