Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Bisa Picu Stroke, Kenali Tanda-tandanya

Kompas.com - 10/06/2025, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang umum mengalami stres, tetapi terkadang, kondisi ini bisa memicu terjadinya serangan stroke.

Penelitian telah menunjukkan bahwa stres emosional dapat meningkatkan risiko stroke.

Baik stres jangka panjang (kronis) maupun jangka pendek (akut) dapat memiliki pengaruh terhadap risiko stroke, seperti yang dikutip dari Healthline.

Bahkan, menurut World Stroke Organization, sekitar 1 dari 6 kasus stroke dikaitkan dengan depresi dan stres.

Orang yang mengalami kesehatan mental yang buruk memiliki risiko stroke dan stroke ringan hampir dua kali lebih besar, terutama pada orang dewasa paruh baya dan lansia.

Artikel ini akan mengulas hubungan keduanya beserta tanda-tanda stres dan stroke yang harus diwaspadai.

Baca juga: Apakah Kurang Tidur Bisa Picu Stroke? Ini Kata Dokter…

Mengapa stres memicu stroke?

Dokter penyakit dalam dr. Ahmad Akbar, Sp.PD mengatakan bahwa ada banyak jalur yang membuat stres bisa menyebabkan terjadinya serangan stroke.

Stres dapat meningkatkan risiko stroke karena ada beberapa jalur, seperti meningkatkan tekanan darah, memicu inflamasi (peradangan), dan mengganggu fungsi pembuluh darah,” kata Akbar kepada Kompas.com pada Kamis (5/6/2025).

Dikutip dari Healthline, peningkatan tekanan darah bisa terjadi karena stres memengaruhi kondisi kardiovaskular.

Misalnya, stres dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri, yang akhirnya menyebabkan hipertensi.

Menurut ulasan World Stroke Organization, stres yang berlarut-larut membuat tubuh menghasilkan hormon yang dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit, yang disebut sebagai aterosklerosis.

Jika aterosklerosis memengaruhi pembuluh darah menuju otak, akibatnya adalah stroke.

Baca juga: Apakah Stres Bisa Picu Stroke? Ini Kata Dokter…

Selanjutnya, dokter yang berpraktik di Rumah Sakit JIH Solo ini mengatakan bahwa stres juga bisa memengaruhi gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko stroke, seperti kurang aktivitas fisik, pola makan tidak bergizi seimbang, dan kurang tidur.

Hal itu juga didukung oleh penelitian oleh Erik J Rodriquez, dkk., yang dipublikasikan di PubMed Central pada 2018.

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat stres kronis yang tinggi juga cenderung membuat lebih sedikit pilihan gaya hidup sehat, termasuk merokok, minum alkohol berlebihan, makan berlebihan, dan obesitas.

Adapun sebuah penelitian yang dilakukan oleh Catriona Reddin, MB, dkk., dalam skala besar, dan dipublikasikan di JAMA Network pada 2022 juga telah mengungkapkan bahwa hubungan stres dengan stroke bisa terjadi pada siapa saja.

Studi itu melibatkan lebih dari 26.000 peserta yang memiliki stres psikososial yang dilaporkan sendiri dalam 12 bulan terakhir dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik dan hemoragik.

Hubungan stres dan stroke tidak dibatasi oleh status sosial ekonomi, pekerjaan, atau tingkat pendidikan tertentu.

Dengan demikian, hubungan stres dan stroke pada setiap orang adalah sama, terlepas dari jenis pekerjaan apa, berapa banyak penghasilan, atau seberapa tinggi tingkat pendidikan seseorang.

Baca juga: Berapa Jam Harus Tidur untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…

Tanda-tanda stres

Lalu, apakah Anda termasuk orang yang dilanda stres dan memiliki risiko stroke tersebut?

Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stres adalah sebuah kondisi yang dirasakan saat seseorang menghadapi tantangan atau berada dalam situasi yang mengharuskannya menyesuaikan diri secara cepat dengan sebuah perubahan.

Tanda-tanda stres bisa muncul secara psikis, fisik, kognitif, dan perilaku.

Secara psikis, tanda-tanda stres bisa meliputi:

  • Mudah merasa frustasi dan marah
  • Suasana hati berubah-ubah
  • Merasa bingung dan tidak berguna
  • Pikiran dan perasaan tidak tenang
  • Menghindar dari orang lain
  • Depresi.

Secara fisik, banyak hal yang bisa muncul sebagai gejala stres, seperti:

  • Pusing dan mual
  • Lemas
  • Diare atau sembelit
  • Gangguan tidur atau tidak bisa tidur (insomnia)
  • Gangguan pencernaan, seperti masalah gastritis, usus besar dan GERD
  • Obesitas dan penyakit kardiovaskular
  • Perubahan berat badan
  • Berkeringat
  • Gairah dan kemampuan seksual menurun
  • Mulut kering dan sulit menelan
  • Telinga sering berdenging
  • Tubuh gemetar dan jantung berdebar.

Secara kognitif, tanda-tanda seseorang mengalami stres meliputi:

  • Kesulitan untuk fokus
  • Mudah lupa
  • Pesimis dan berpikiran negatif
  • Kesulitan dalam mengambil keputusan

Tanda-tanda stres juga bisa terlihat dari perilakunya, seperti:

  • Cenderung menghindar dari tanggung jawab
  • Gugup atau resah
  • Kecanduan merokok atau minuman beralkohol
  • Tidak bisa mengendalikan rasa takut dan panik
  • Tidak mampu beraktivitas sehari-hari
  • Sulit melupakan trauma
  • Sering merasa pusing dan detak jantung meningkat
  • Sulit tidur dan mengalami insomnia
  • Berpikir untuk mengakhiri hidup

Disarankan untuk segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk meminta bantuan dokter, psikiater atau tenaga kesehatan, jika mengalami atau menemui gejala seperti di atas.

Baca juga: Belajar dari Harry Pantja, Ketahui Stroke Berulang akan Lebih Parah

Tanda-tanda stroke

Stoke memiliki beberapa gejala yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Senyum tidak simetris atau condong ke satu sisi
  • Tersedak dan sulit menelan air minum secara tiba-tiba
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan
  • Tiba-tiba tidak dapat berbicara, kata-katanya tidak dimengerti, dan bicara tidak nyambung
  • Kebas dan kesemutan separuh badan
  • Rabun atau pandangan satu mata kabur yang terjadi tiba-tiba
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya
  • Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi.

Terlepas dari beratnya gejala, jika Anda mengalami kesulitan berbicara, sakit kepala, atau mati rasa, penting untuk segera konsultasi ke dokter.

Stroke adalah penyakit yang mengancam jiwa, yang mana sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati setiap menitnya sejak serangan terjadi.

Sehingga, pertolongan medis segera sangat dibutuhkan sebelum melewati golden period, yaitu 4,5 jam dari serangan stroke.

Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menawarkan nasihat medis.

Baca juga: Belajar dari Harry Pantja, Ini Alasan Kurang Tidur Bisa Picu Stroke

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau