Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid-19 Nimbus Meningkat: 22 Negara Terjangkit, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

Kompas.com - 10/06/2025, 14:49 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Varian baru Covid-19, yang dikenal sebagai Nimbus (NB.1.8.1), kini mulai menjadi perhatian dunia.

Dikutip dari laporan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Nimbus, yang merupakan turunan dari varian Omicron, telah menyebar ke lebih dari 22 negara, termasuk negara-negara di Asia dan Eropa.

Kenaikan jumlah kasus di negara-negara seperti China, Hong Kong, Singapura, dan Inggris menunjukkan potensi lonjakan infeksi di masa depan, terutama dengan cuaca yang semakin hangat.

Para ahli kesehatan global khawatir bahwa varian ini bisa menyebabkan gelombang infeksi besar pada musim panas mendatang .

Baca juga: Virus HKU5 dari China Bisa Jadi Pandemi Baru, Ini Faktanya...

Fakta-fakta tentang Covid-19 Nimbus

Varian Nimbus pertama kali terdeteksi pada Januari 2025 dan langsung memicu peningkatan jumlah kasus, terutama di Asia.

Varian ini memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi manusia dibandingkan varian sebelumnya, berkat mutasi pada protein spike yang memungkinkan virus untuk lebih efisien mengikat reseptor ACE2 manusia.

WHO mengklasifikasikan Nimbus sebagai "variant under monitoring" sejak Mei 2025, mengingat penyebarannya yang pesat dan kemampuannya untuk menghindari sistem imun lebih baik daripada varian sebelumnya.

Baca juga: Virus HKU5 Mirip Corona Ditemukan di China, Ilmuwan Peringatkan Risiko Pandemi

Penyebaran varian Nimbus ke 22 negara

Selain negara-negara yang telah disebutkan, Nimbus juga telah ditemukan di Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara lain.

Namun, data resmi kemungkinan besar lebih rendah dari kenyataan karena penurunan drastis dalam jumlah tes Covid-19 global.

Meskipun banyak negara melaporkan angka yang lebih rendah, para ilmuwan khawatir bahwa penyebaran Nimbus sebenarnya lebih luas.

Pemerintah di berbagai negara telah mengimbau warga, terutama yang berisiko tinggi, untuk melakukan vaksinasi.

Meskipun tidak ada bukti bahwa Nimbus menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian sebelumnya, orang-orang dengan kondisi medis tertentu tetap berisiko lebih tinggi.

Vaksin Covid-19 yang ada masih efektif untuk melindungi individu dari gejala berat, meskipun varian ini lebih mudah menular .

Para ahli virologi memperkirakan bahwa varian ini akan terus menyebar, terutama saat orang kembali berkumpul di ruang publik menjelang musim panas.

Meskipun dampak fatalnya belum bisa dipastikan, para ilmuwan mendesak untuk tetap waspada terhadap potensi lonjakan kasus .

Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa varian Nimbus lebih mematikan, penyebarannya yang cepat dan kemampuannya untuk menghindari kekebalan tubuh menjadikannya ancaman serius. WHO dan otoritas kesehatan global lainnya terus memantau perkembangannya.

Dalam situasi ini, pencegahan melalui vaksinasi dan protokol kesehatan yang ketat tetap menjadi langkah utama untuk mencegah dampak yang lebih buruk.

Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laporan dari LBC dan The Independent, penanganan yang hati-hati terhadap varian Nimbus sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan mengurangi kemungkinan gelombang infeksi di musim panas ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau