KOMPAS.com - Tim Pakar Susu Badan Gizi Nasional (BGN) Dr. Epi Taufik, S.Pt., MVPH., M.Si mengatakan bahwa orang dengan intoleran laktosa bisa biasakan untuk minum susu.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan bahwa intoleran laktosa bukanlah penyakit, melainkan ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa karena enzim laktase berkurang.
“Ini (enzim laktase) akan muncul lagi kalau kita membiasakan sedikit demi sedikit mengonsumsi lagi, kecuali congenital lactase deficiency, yang memang kelainan genetik,” kata Epi seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa (10/6/2025).
Baca juga: Pakar IPB: Anak Usia 1 Tahun Minum Susu Cukup 400-600 Mililiter/Hari
Lebih lanjut, Epi mengatakan bahwa secara ilmiah, manusia adalah mamalia yang ibunya memproduksi susu, maka ada istilah mammae.
Sehingga, ia mengatakan pada dasarnya semua anak itu mengonsumsi susu atau air susu ibu (ASI) setidaknya sampai enam bulan pertama.
“Begitu lahir, yang kita minum itu ASI sampai enam bulan pertama, tidak ada makanan lain selain ASI. ASI itu kadar laktosanya 7 persen, jadi dalam satu liter ASI ada sekitar 70 gram laktosa. Sementara, susu sapi paling tinggi laktosanya 5 persen,” ujarnya.
Namun, menurutnya, seiring bertambahnya usia, produksi enzim laktase dalam tubuh manusia berkurang.
Jika tidak terbiasa minum susu, ia mengatakan, muncul intoleransi laktosa.
“Semakin usia bertambah, maka produksi enzim laktasenya itu berkurang kalau tidak biasa minum susu,” lanjutnya.
Data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan bahwa, penderita intoleransi laktosa rata-rata di usia 20-50 tahun dan memang non-dairy consumers atau tidak biasa mengonsumsi susu.
Baca juga: Anak Minum Susu Berlebihan Setiap Hari Justru Bisa Picu Ragam Penyakit
Epi mengatakan bahwa orang yang memiliki intoleransi laktosa sekalipun bisa mentoleransi susu dengan kadar laktosa tertentu.
"Intoleransi laktosa ada kadarnya, selama (laktosa) di bawah 12 gram, bagi mereka yang punya intoleransi, itu aman. Kalau lebih dari itu baru terjadi diare atau sakit perut," ucapnya.
Oleh kerena itu, menurutnya baik untuk mulai membiasakan anak-anak minum susu melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia menyebutkan salah satu pilot project Makan Bergizi Gratis di Warungkiara, Jawa Barat, memberikan susu kepada anak-anak.
Para siswa yang mendapatkan uji coba susu dalam MBG terbukti tidak mengalami intoleransi laktosa, karena dibiasakan minum susu, sehingga tubuhnya aktif memproduksi enzim laktase.
“Anak-anak itu justru malah minta tambah susu lagi, karena tubuhnya sudah terbiasa mengonsumsi susu tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Apakah Minum Susu Kunci Anak untuk Tumbuh Tinggi? Ini Kata Dokter…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.