Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mpox Naik Lagi, Apa yang Perlu Kita Waspadai?

Kompas.com - 11/06/2025, 08:15 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber WHO

 

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa penyakit cacar monyet (mpox) sebagai darurat kesehatan masyarakat yang harus menjadi perhatian internasional.

Mpox adalah penyakit virus menular yang disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. Gejala umum penyakit ini meliputi ruam kulit atau lesi mukosa, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Dikutip dari laman WHO, penularan Mpox dari manusia ke manusia terjadi melalui:

- Kontak fisik langsung atau erat dengan luka cacar atau bagian tubuh yang terinfeksi (termasuk kontak wajah ke wajah, kulit ke kulit, mulut ke mulut, atau mulut ke kulit), termasuk saat berhubungan seksual.

- Percikan droplet pernapasan (dan mungkin juga aerosol jarak pendek).

- Kontak dengan benda terkontaminasi, seperti sprei, pakaian, dan handuk.

Meskipun risiko terhadap kesehatan masyarakat umum saat ini masih tergolong rendah, situasinya bisa menjadi lebih serius jika virus ini mulai menetap sebagai patogen manusia yang menyebar luas. 

Baca juga: Wabah Mpox Meningkat, WHO Umumkan Status Darurat Kesehatan Global

Selain itu, tenaga kesehatan juga berisiko terpapar jika tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai. Meski belum dilaporkan dalam wabah kali ini, penularan di fasilitas kesehatan telah terdokumentasi dalam kejadian sebelumnya.

Mengenal gejalanya

Gejala mpox bisa bervariasi, dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum yang dapat muncul pada penderita antara lain: 

- Demam 

- Sakit kepala 

- Sakit punggung 

- Nyeri otot Lemas dan kelelahan 

- Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya pada ketiak, leher, dan selangkangan Lesi atau ruam yang berkembang dari bintik merah menjadi lesi berisi cairan bening, lalu berubah menjadi nanah, dan akhirnya mengering serta mengelupas.

Baca juga: Tidak Benar Filipina Lockdown Akibat Lonjakan Kasus Mpox

Gejala-gejala ini umumnya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu, dan sebagian besar penderita bisa sembuh dengan perawatan pendukung. Namun, pada kasus yang lebih berat, diperlukan perawatan medis lebih lanjut.

Di Indonesia, wabah mpox sudah mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan 88 kasus yang dilaporkan antara 2022 hingga 2024. 

Dikutip dari laman Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI, Senin (7/10/2024), pada 2024, terdapat 14 kasus yang tercatat, menunjukkan adanya lonjakan yang mengkhawatirkan.

Vaksinasi menjadi salah satu upaya mencegah penularan cacar monyet. Akan tetapi, sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian vaksin hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), kelompok GBMSM (gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria lain), serta individu yang kontak dekat dengan orang yang terinfeksi cacar monyet.

Baca juga: Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin Mpox? Berikut Penjelasan Kemenkes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau