Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ingatkan Bahaya Garam Berlebih pada Makanan Olahan untuk Anak

Kompas.com - 11/06/2025, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com – Konsultan Nutrisi Metabolik Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), menegaskan bahwa kadar garam dalam masakan rumahan jauh lebih rendah dibanding makanan olahan atau instan.

"Kalau kita masak sendiri, masak sayur sop misalnya, itu kandungan garamnya jauh berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan bumbu instan, rasanya sangat jauh berbeda," ujar Yoga, seperti dikutip dari Antara, Selasa (10/6/2025).

Menurut Yoga, secara alami manusia memiliki kecenderungan menyukai rasa gurih karena tubuh memang membutuhkan natrium.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kadar Garam Terlalu Tinggi dalam Tubuh?

Namun, ia mengingatkan bahwa pada anak-anak, takaran garam perlu disesuaikan dengan kebutuhan.

Masakan rumahan memungkinkan orang tua mengatur jumlah garam yang digunakan secara lebih presisi.

Hal ini berbeda dengan makanan olahan seperti nugget atau kentang goreng instan, yang sudah mengandung berbagai bahan tambahan.

"Tingkat kegurihannya kan beda tapi kita bisa melatih anak kita supaya sukanya kentang yang goreng yang dibuat sendiri saja, tambahkan garam boleh, tapi sewajarnya," kata Yoga.

Ia menekankan bahwa penambahan rasa pada makanan anak sebaiknya ditujukan hanya untuk menambah selera makan, bukan untuk membentuk kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam sejak dini.

Terkait penggunaan Monosodium Glutamat (MSG), Yoga membenarkan bahwa bahan tersebut mengandung garam.

Karena itu, orang tua disarankan untuk mengurangi tambahan garam apabila sudah menggunakan MSG dalam masakan.

Baca juga: Mengoptimalkan Rasa Makanan Tanpa Garam Berlebih dengan MSG

Sementara itu, penggunaan bumbu aromatik seperti daun jeruk, daun salam, dan serai diperbolehkan sebagai penambah rasa alami.

"Di sisi lain penggunaan kaldu ini punya rasa yang juga gurih ini bisa digunakan tapi ibu-ibu jangan salah juga ada banyak di diiklankan atau dijual, ini kaldu tanpa MSG, bisa untuk bayi tapi kaldu itu kalau diperhatikan dia pasti akan menggunakan garam yang cukup banyak karena kalau enggak ada garamnya, dia enggak bisa gurih jadi lebih berbahaya sebenarnya," tutur Yoga.

Ia mengingatkan bahwa kaldu komersial, meski mengklaim bebas MSG, tetap bisa mengandung garam dalam jumlah tinggi.

Jika dikonsumsi berlebihan, terutama pada anak yang masih dalam fase Makanan Pendamping ASI (MPASI), dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko hipertensi sejak dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Virus Hanta Bisa Menyebar dari Makanan dan Rumah Kotor, Ini Cara Menghindarinya
Health
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Jangan Anggap Sepele, Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Dapat Menyerang Tubuh
Health
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau