Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat

Kompas.com - 12/06/2025, 16:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - WHO kembali menetapkan mpox sebagai darurat kesehatan global pada 5 Juni 2025 setelah lonjakan kasus yang signifikan, termasuk di Indonesia.

Penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV) ini kini menjadi ancaman serius, mendorong pemerintah Indonesia untuk meningkatkan upaya pencegahan.

Namun, meskipun berbagai langkah sudah diterapkan, tantangan besar dalam mengendalikan penyebaran virus tetap ada.

Baca juga: Kasus Mpox Melonjak di Indonesia: Ini 4 Gejala dan Cara Pencegahannya

Lonjakan kasus mpox di Indonesia

Sejak pertama kali terdeteksi pada 2022, Indonesia telah melaporkan 88 kasus mpox, dengan 14 di antaranya tercatat pada tahun 2024.

Meskipun jumlah kasus terbilang rendah dibandingkan negara lain, lonjakan tersebut memicu kekhawatiran akan potensi penyebaran yang lebih luas.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Penularan virus ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung maupun benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, yang membuat pencegahan menjadi sangat penting.

Baca juga: Indonesia Terancam Wabah Mpox: WHO Kembali Umumkan Status Darurat Kesehatan Global

Gejala mpox yang perlu diwaspadai

Gejala mpox dapat muncul setelah 5 hingga 21 hari terpapar virus, dan sebagian besar dimulai dengan gejala umum yang mirip dengan penyakit lain, namun memiliki ciri khas yang perlu diwaspadai.

Dikutip dari Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI, Senin (7/10/2024), Berikut adalah gejala-gejala yang paling sering ditemukan pada penderita mpox:

  • Demam yang disertai dengan rasa lelah dan sakit kepala yang hebat
  • Sakit punggung dan nyeri otot yang cukup mengganggu aktivitas harian
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di area leher, ketiak, dan selangkangan
  • Ruam atau lesi, yang muncul 1-3 hari setelah gejala awal. Lesi ini berkembang mulai dari bintik merah, menjadi lepuhan berisi cairan bening, yang akhirnya berubah menjadi nanah dan mengering serta mengelupas.

Gejala-gejala ini bisa berlangsung 2 hingga 4 minggu.

Pada beberapa kasus, infeksi dapat menjadi lebih serius dan membutuhkan perawatan medis intensif, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: Wabah Mpox Meningkat, WHO Umumkan Status Darurat Kesehatan Global

Pencegahan mpox

Pencegahan mpox sangat penting untuk mengurangi penyebaran virus. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:

  • Vaksinasi cacar terbukti memberikan perlindungan terhadap mpox, dan direkomendasikan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti tenaga medis dan individu yang sering bepergian ke negara dengan tingkat penyebaran tinggi.
  • Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Hindari berbagi barang-barang pribadi seperti pakaian, handuk, dan tempat tidur dengan orang yang terinfeksi.
  • Menghindari kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi atau dengan benda-benda yang terkontaminasi cairan tubuh penderita.
  • Melakukan isolasi bagi individu yang terinfeksi, disarankan untuk mengisolasi diri di rumah untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Meski sebagian besar kasus mpox dapat sembuh dengan perawatan yang tepat, penyakit ini juga dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul antara lain:

  • Infeksi bakteri sekunder: Luka atau lesi pada kulit dapat terinfeksi bakteri, memperburuk kondisi.
  • Radang otak (ensefalitis): Virus ini dapat menyebabkan peradangan pada otak yang dapat mengakibatkan kerusakan neurologis.
  • Radang paru-paru (pneumonia): Infeksi dapat menyebar ke paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas.
  • Gangguan pada mata: Mpox dapat menyebabkan masalah penglihatan jika lesi muncul di sekitar mata atau di dalam mata.

Penting untuk mendapatkan perawatan medis segera jika gejala memburuk atau jika terdapat tanda-tanda komplikasi. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mengurangi risiko komplikasi yang lebih parah.

Baca juga: 10 Tindakan Pencegahan Mpox Virus, Ada Cuci Tangan dan Pakai Masker

Upaya WHO dalam mencegah mpox

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengambil berbagai langkah penting dalam pencegahan penyebaran mpox di tingkat global, termasuk di Indonesia.

Seiring dengan penetapan status darurat kesehatan global, WHO terus memberikan rekomendasi strategis kepada negara-negara, termasuk Indonesia, untuk mengendalikan penyebaran virus monkeypox (MPXV).

Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan oleh WHO:

  • Vaksinasi: Mendorong vaksinasi cacar untuk kelompok berisiko tinggi guna memberikan perlindungan terhadap mpox.
  • Peningkatan Pengawasan: Memperkuat pengawasan di titik masuk negara seperti bandara dan pelabuhan untuk mendeteksi kasus yang masuk.
  • Edukasi Masyarakat: Mensosialisasikan informasi terkait gejala, penularan, dan pencegahan mpox kepada masyarakat luas.
  • Isolasi dan Perawatan: Menyediakan fasilitas isolasi dan pengobatan antivirus untuk pasien dengan gejala berat.

Pencegahan mpox di Indonesia membutuhkan kerjasama antara WHO, pemerintah, masyarakat, dan berbagai sektor terkait lainnya. Meskipun berbagai langkah pencegahan sudah dilakukan, tantangan besar tetap ada.

Kesadaran masyarakat yang tinggi dan tindakan pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi penyebaran mpox di Indonesia.

Masyarakat diminta untuk terus waspada terhadap gejala-gejala mpox, mengikuti protokol kesehatan yang ada, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau