Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kasus Kanker Usus Buntu Meningkat di Kalangan Milenial dan Gen X

Kompas.com - 13/06/2025, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Health

KOMPAS.com - Kanker usus buntu atau kanker apendiks kini makin banyak ditemukan pada kelompok usia muda, terutama generasi milenial dan Gen X.

Meski penyakit ini masih tergolong langka, tren kenaikannya memicu kekhawatiran para ahli, seperti yang dilansir dari Health pada Jumat (13/6/2025).

Sebuah studi dilakukan oleh Andreana N. Holowatyj, PhD, MSCI, Dr. Mary K. Washington, MD, PhD, dkk., dan dipublikasikan pada 10 Juni 2025 di Annals of Internal Medicine.

Berikut artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang kanker usus buntu dan penemuan peneliti.

Baca juga: Kasus Kanker Usus Besar Meningkat di Usia Muda, Ini Temuan Penting Ilmuwan…

Apa itu kanker usus buntu?

Kanker usus buntu adalah pertumbuhan sel abnormal di bagian usus buntu (apendiks), yaitu kantong kecil yang melekat di usus besar.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Usus buntu adalah kantung jaringan kecil di perut yang merupakan bagian dari usus dan kolon.

Fungsi organ ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi diyakini berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Ada dua jenis kanker usus buntu, yaitu:

  • Kanker neuroendokrin apendiks, yang berasal dari sel penghasil hormon di saluran cerna.
  • Kanker epitelial apendiks, yang berkembang di sel-sel permukaan usus buntu.

Yang menarik, banyak kasus kanker ini baru terdeteksi setelah pasien menjalani operasi pengangkatan usus buntu karena radang atau apendisitis.

“Tingkat kesembuhan sangat tinggi jika kanker masih terbatas di usus buntu,” ujar Nash.

Namun, Andreana Holowatyj, PhD, asisten profesor hematologi dan onkologi di Vanderbilt University Medical Center yang memimpin tim peneliti ini mengatakan, jika usus buntu pecah, sel kanker bisa menyebar ke rongga perut dan memperburuk kondisi pasien.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Kanker Usus Besar dengan Pola Hidup Sehat

Hasil penelitian

Dalam penelitian ini, Holowatyj bersama tim mengamati tingkat kejadian di antara kelompok usia.

Mereka mengambil data dari National Cancer Institute sekitar 4.858 orang Amerika Serikat yang berusia 20 tahun atau lebih yang didiagnosis menderita kanker usus buntu antara tahun 1975-2019.

Setelah mengelompokkan orang berdasarkan tahun kelahiran, para ilmuwan menemukan bahwa jumlah kasus kanker usus buntu meningkat tiga kali lipat di kalangan generasi X, yang lahir pada tahun 1970-an dan awal 1980-an.

Sementara, kasus kanker usus buntu meningkat empat kali lipat di kalangan generasi milenium lebih tua, lahir di antara 1981 hingga 1990.

Garrett Nash, MD, MPH, seorang dokter bedah yang bertugas di layanan kolorektal di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa studi ini memberikan data untuk mendukung dugaan bahwa kasus kanker langka ini meningkat.

Meski begitu, para ahli menekankan bahwa kasus kanker usus buntu masih sangat langka.

Penemuan peningkatan kasus kanker usus buntu ini muncul ketika semakin banyak orang dewasa muda yang didiagnosis dengan kanker lainnya, termasuk kanker usus besar, payudara, rahim, prostat, dan perut.

Baca juga: Kenali Kekambuhan Kanker Usus Besar yang Jadi Penyebab Nurul Qomar Meninggal

Penyebab peningkatan kasus kanker usus buntu

Holowatyj dari Vanderbilt University Medical Center, menjelaskan bahwa belum ada penyebab pasti mengapa kanker usus buntu meningkat.

Namun, ia menduga ada banyak faktor yang saling berinteraksi.

“Bisa jadi ini gabungan dari pola makan, gaya hidup, paparan toksin lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang berlebihan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Nash yang menyebut paparan lingkungan sebagai “tersangka utama” pemicu peningkatan kasus kanker usus buntu.

Menurut Holowatyj, karena angka operasi usus buntu tidak ikut naik, kemungkinan peningkatan kasus bukan disebabkan oleh makin seringnya deteksi, melainkan memang ada tren peningkatan insiden penyakit.

Faktanya, meningkatnya kasus kanker usus besar pada generasi muda adalah hal yang mendorong Holowatyj untuk mempelajari lebih lanjut kanker usus buntu.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa satu dari tiga orang yang mengidap kanker ini didiagnosis sebelum mencapai usia 50 tahun.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Penderita Kanker Usus Besar Menjelang Kematian? Ini Ulasannya...

Gejala kanker usus buntu yang perlu diwaspadai

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 352 orang dengan kanker usus buntu yang dikerjakan Holowatyj, tetapi belum dipublikasikan, menunjukkan gejala penyakit ini lebih sering nampak pada orang yang lebih muda daripada orang dewasa yang lebih tua.

Gejala kanker usus buntu yang paling umum adalah:

  • Sakit perut
  • Kembung/distensi
  • Nyeri panggul
  • Memiliki massa perut atau panggul

Gejala lainnya dapat berupa penumpukan cairan, peningkatan ukuran pinggang, diare, mual, dan muntah.

Namun, gejala tersebut kerap baru muncul di stadium lanjut.

“Sayangnya, sebagian besar kasus kanker usus buntu baru terdeteksi saat sudah stadium empat,” kata Nash.

Demikianlah, beberapa hal yang perlu diwaspadai para generasi milenial dan Gen x terkait kanker usus buntu. 

Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menawarkan nasihat medis.

Baca juga: Nurul Qomar Sakit Kanker Usus Besar Lagi, Apa Penyakit Ini Tidak Bisa Disembuhkan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau