KOMPAS.com - Anemia sering kali tak disadari karena gejalanya muncul secara perlahan, mulai dari tubuh terasa lemas, mudah lelah, hingga wajah tampak pucat.
Kondisi ini terjadi ketika jumlah sel darah merah sehat dalam tubuh menurun, sehingga distribusi oksigen ke jaringan tubuh menjadi tidak optimal.
Dalam siaran langsung Instagram Kementerian Kesehatan RI pada Jumat (13/6/2025), dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K) menjelaskan bahwa anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan nutrisi mikro seperti zat besi, vitamin B, serta protein tertentu.
Selain itu, faktor seperti kecacingan, penyakit kronis, atau pola makan tidak seimbang juga turut meningkatkan risiko.
Gejala-gejala yang dialami penderita anemia dapat terlihat sebelum hasil laboratorium keluar. Berikut ini penjelasannya.
Baca juga: 5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Gejala anemia dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh.
Menurut Andi, tanda-tanda anemia tidak selalu disadari sejak awal, namun bisa diperhatikan dari perubahan fisik maupun keluhan ringan yang muncul secara terus-menerus.
Berikut adalah beberapa gejala yang umum dialaimi.
Pasien biasanya merasa kehilangan semangat, mudah lelah, dan tidak seenergik biasanya. “Kita sering menyebutnya 5L, yaitu lemas, letih, lesu, loyo, lunglai,” ujar Andi.
Wajah, bibir, dan kelopak mata bagian dalam bisa tampak lebih pucat dari biasanya. Kondisi ini kadang disadari sendiri di cermin, atau diberitahu oleh orang lain.
Baca juga: 6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Karena jumlah sel darah merah menurun, suplai oksigen ke jaringan tubuh pun terganggu, membuat penderita merasa sesak atau napas tidak lega.
Kurangnya pasokan oksigen ke otak menyebabkan keluhan seperti pusing, cepat mengantuk, hingga kesulitan fokus.
Ujung-ujung tubuh menjadi lebih dingin karena darah yang mengalir ke sana minim oksigen dan nutrisi.
Jika berlangsung lama, anemia juga dapat memengaruhi kondisi kulit dan kuku, membuatnya tampak kusam dan mudah rusak.
“Semua gejala itu adalah cerminan bahwa jaringan tubuh kita kekurangan asupan oksigen karena sel darah merahnya berkurang,” kata Andi.
Baca juga: IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Sebagian besar kasus anemia tidak berasal dari faktor keturunan, tetapi justru disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.
Menurut Andi, banyak pasien yang secara fisik tampak sehat, memiliki berat badan normal, namun tetap mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
“Kadang kita temui pasien yang makro nutrisinya cukup, tetapi mikronutrien seperti zat besinya kurang,” ungkapnya.
Hal ini bisa disebabkan oleh kebiasaan malas makan sayur, jarang mengonsumsi ikan, atau terlalu banyak asupan gula dan tepung.
Beberapa penyebab lainnya meliputi:
Andi menambahkan bahwa anemia kini tidak hanya ditemukan di kantong-kantong masyarakat yang kekurangan gizi berat, tetapi juga pada individu dengan status gizi yang terlihat cukup, karena asupan gizinya tidak seimbang.
Mengenali gejala anemia sejak dini penting agar kondisi ini tidak berlarut-larut dan menyebabkan komplikasi.
Jika mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, masyarakat disarankan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Pola makan bergizi seimbang, konsumsi makanan kaya zat besi, serta menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi kecacingan menjadi langkah awal yang efektif untuk mencegah anemia.
Masyarakat perlu lebih waspada terhadap anemia, terutama karena kondisinya kerap tidak disadari namun dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.