Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Kanker Pankreas Mengintai Tanpa Gejala, Waspadai Tanda Ini di Toilet

Kompas.com - 27/06/2025, 06:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Gejala awal kanker pankreas yang selama ini dikenal sebagai "pembunuh senyap" ternyata bisa dideteksi dari tinja.

Dalam studi terbaru, peneliti menemukan bahwa pasien kanker pankreas memiliki pola bakteri usus yang berbeda dibandingkan orang sehat, dan perbedaan ini bisa dilihat melalui sampel kotoran.

Temuan ini bisa menjadi cara baru untuk mendeteksi kanker pankreas sejak dini, tanpa harus menjalani prosedur yang menyakitkan atau invasif.

Baca juga: Bobby Sherman Meninggal Dunia karena Kanker Ginjal, Waspadai Gejala Ringan yang Kerap Diabaikan

Temuan dari penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Finlandia dan Iran ini meneliti sampel tinja dari pasien kanker pankreas dan membandingkannya dengan orang sehat.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa pasien memiliki jenis bakteri usus yang berbeda dan lebih sedikit ragamnya.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Untuk mendapatkan data ini, para peneliti menggunakan teknologi genetik yang disebut 16S rRNA gene sequencing.

Lewat teknik ini, mereka bisa mengidentifikasi berbagai jenis bakteri dalam tubuh hanya dari DNA-nya.

Menariknya, hasil pengamatan ini kemudian diolah menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang mampu membedakan mana sampel dari pasien kanker dan mana yang bukan.

“Pasien dengan kanker pankreas cenderung punya keragaman bakteri usus yang lebih rendah dibandingkan orang sehat,” kata Falk Hildebrand, peneliti dari Quadram Institute, seperti dikutip dari The Conversation.

Saat ini, para peneliti mulai menggunakan metode yang lebih maju, yaitu shotgun metagenomic sequencing.

Dengan teknik ini, ilmuwan bisa melihat seluruh isi genetik dari bakteri dalam usus, bukan hanya sebagian kecilnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci dan akurat.

Teknologi ini juga bisa menunjukkan apakah bakteri tersebut pernah berpindah dari satu orang ke orang lain, memberikan wawasan baru tentang hubungan antar individu melalui mikrobioma.

Baca juga: Dokter: Pap Smear Tahunan dan Vaksin HPV Wajib untuk Cegah Kanker Serviks

Harapan untuk deteksi lebih awal

Kanker pankreas selama ini sulit dideteksi di awal karena gejalanya sangat ringan atau tidak muncul sama sekali.

Oleh karena itu, metode pemeriksaan melalui tinja dianggap sebagai pendekatan baru yang praktis dan tidak menyakitkan.

Karena saluran pankreas terhubung langsung ke sistem pencernaan, tinja bisa menjadi sumber informasi penting untuk mengetahui apakah ada gangguan di organ tersebut.

“Dengan memahami bagaimana bakteri di tubuh kita berubah saat sakit, kita bisa mendapatkan petunjuk penting yang mungkin sebelumnya kita abaikan,” ujar Daisuke Suzuki, kandidat doktor dari Quadram Institute.

Penelitian ini membuka peluang baru dalam dunia medis, terutama untuk mendeteksi kanker pankreas sebelum terlambat.

Meskipun masih butuh waktu untuk diterapkan secara luas di rumah sakit, pendekatan ini bisa menjadi langkah awal menuju pemeriksaan kanker yang lebih cepat, murah, dan nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau