Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Puspita Wijayanti
Dokter, Aktivis Sosial, Kritikus

Saya adalah seorang dokter dengan latar belakang pendidikan manajemen rumah sakit, serta pernah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sebelum memutuskan keluar karena menyaksikan langsung dinamika perundungan dan ketidakadilan. Sebagai aktivis sosial dan kritikus, saya berkomitmen untuk mendorong reformasi dalam pendidikan kedokteran dan sistem manajemen rumah sakit di Indonesia. Pengalaman saya dalam manajemen rumah sakit memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya sistem yang berfungsi baik, bukan hanya dalam aspek klinis, tetapi juga dalam melindungi kesejahteraan tenaga kesehatan.

Kopi: Serum Awet Muda di Cangkir

Kompas.com - 29/06/2025, 10:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BAYANGKAN “krim anti-aging” yang bisa memperpanjang elastisitas kulit, memperlambat penuaan sel, bahkan menurunkan risiko penyakit degeneratif, dan kita tidak perlu merogoh kocek jutaan rupiah untuk mendapatkannya.

Ya, jawabannya ada di secangkir kopi hitam yang kita minum.

Dalam kopi, terdapat dua senyawa utama yang menjadi bintang, yaitu polifenol dan kafein. Polifeno, utamanya asam klorogenat, bertindak sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas, penyebab keriput dan flek hitam.

Ini bukan sekadar teori, studi dari Journal of Cosmetic Dermatology (2023) menunjukkan penggunaan serum polifenol kopi memperbaiki kerutan pada wanita usia 35–60 hanya dalam tiga bulan.

Baca juga: Fluktuasi Harga Kopi dan Insentif bagi Petani Indonesia

Sementara kafein bukan hanya menjaga mata tetap terbuka di rapat dan bekerja. Penelitian terbaru di Aging Cell (2024) membuktikan kafein mengaktifkan jalur AMPK, mekanisme yang sama dengan saat kita berpuasa atau berolahraga, yang terbukti menunda penuaan sel.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Tak heran, skincare premium ramai-ramai memasukkan kafein ke dalam produk mereka.

Menariknya lagi, efek kopi tidak hanya bermanfaat untuk kulit. Studi longitudinal seperti Nurses’ Health Study mengungkap setiap tambahan satu cangkir kopi berkafein bisa meningkatkan peluang “healthy aging” sebesar 2-5 peren.

Dan bagi mereka yang sudah berusia lanjut, riset di Amsterdam membuktikan konsumsi kopi 4-6 cangkir per hari dikaitkan dengan risiko frailty yang lebih rendah karena kafein dan polifenol membantu menjaga otot serta mengurangi peradangan kronis.

Namun, sebelum beralih ke mode “ngopi sepuasnya”, penting diingat: lebih tidak selalu lebih.

Baca juga: Warna Kulit Bukan Diagnosis Sosial

 

Asupan kafein aman menurut FDA adalah maksimal 400 mg per hari, atau maksimal empat cangkir kopi seduh.

Melebihi itu, kita bisa mengalami insomnia, jantung berdebar, atau gangguan lambung. Alih-alih awet muda, justru hal ini dapat menambah stres ke tubuh.

Saran praktis agar kopi menjadi sekutu, bukan musuh:

  • Minum 2–4 cangkir kopi hitam sehari, tanpa gula atau krimer berlebihan.
  • Pilih kopi roast ringan hingga medium untuk menjaga kandungan polifenol.
  • Jika ingin merasakan manfaat langsung ke kulit, pertimbangkan skincare dengan ekstrak kopi atau kafein.
  • Kopi bukan sulap yang menebus pola makan buruk. Tubuh tetap butuh tidur cukup, olahraga, dan asupan gizi seimbang.

Jadi, daripada membuang jutaan untuk serum yang menjanjikan keajaiban, kenapa tidak mulai merawat diri melalui kebiasaan sederhana: secangkir kopi hitam yang dinikmati dengan bijak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau