KOMPAS.com – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius di Indonesia, tak hanya menyerang paru-paru, tapi juga bisa merusak otak dan organ tubuh lain.
Meski vaksin BCG telah diberikan kepada bayi sejak lama, perlindungan tersebut dinilai tak lagi cukup untuk mencegah infeksi aktif TBC pada orang dewasa. Kini, Indonesia bersiap mengambil bagian dalam uji klinis vaksin TBC baru bernama M72.
“BCG efektif untuk bayi, tapi tidak cukup untuk mencegah fase laten menjadi aktif pada orang dewasa. Maka dibutuhkan vaksin tambahan seperti M72,” ujar edukator farmasi apt. Rahmat Hidayat, S.Farm., MSc dalam program Kemencast di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Minggu (22/6/2025).
Baca juga: Uji Klinis Vaksin TBC M72 Masuki Tahap Kunci, Indonesia Libatkan 2.095 Partisipan
TBC bukanlah penyakit baru. Sejarah mencatat keberadaannya sejak zaman Mesir kuno, dikenal sebagai wasting disease karena membuat penderitanya kurus ekstrem.
Rahmat menyebut, penyebab TBC adalah Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menyerupai jamur dengan dinding sel tebal dan daya lekat kuat, sehingga pengobatannya sangat sulit dan membutuhkan waktu lama.
“Ini bukan bakteri biasa. Karena struktur dan sifatnya, pengobatannya bisa berlangsung berbulan-bulan,” jelasnya.
TBC tak hanya menyerang paru-paru. Ada pula bentuk TBC yang lebih berat seperti TBC meningitis yang menyerang otak, dan TBC miliar yang menyebar ke organ lain. Jenis-jenis inilah yang sering kali mematikan, khususnya pada bayi dan anak-anak.
Penularan TBC paling umum terjadi melalui udara, saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Ukuran bakteri yang sangat kecil dan ringan membuatnya mudah berpindah dari satu orang ke orang lain, terutama di lingkungan padat penduduk.
Baca juga: Bukan Kelinci Percobaan, Ini Alasan Indonesia Ikut Uji Klinis Vaksin TBC
Untuk melindungi bayi dari komplikasi TBC berat, vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) diberikan sejak lahir.
Vaksin ini bekerja dengan cara memasukkan bakteri TBC yang dilemahkan ke dalam tubuh, merangsang pembentukan antibodi.
Namun, efektivitas vaksin BCG terbatas. BCG tidak dirancang untuk mencegah TBC pada orang dewasa, terutama saat infeksi berada dalam fase laten—yaitu ketika bakteri sudah masuk ke tubuh tapi belum menimbulkan gejala.
“Sayangnya, BCG tidak bisa mencegah infeksi laten berkembang menjadi aktif pada orang dewasa. Karena itulah, vaksin baru seperti M72 sedang dikembangkan,” ujar Rahmat.
Vaksin M72 dirancang untuk melindungi remaja dan orang dewasa dari perkembangan infeksi TBC laten menjadi aktif.
Berbeda dari BCG, M72 mengandung antigen spesifik dari Mycobacterium tuberculosis yang merangsang pembentukan antibodi lebih tepat sasaran.
Dalam uji klinis fase dua yang dilakukan di negara-negara dengan beban TBC tinggi seperti Uganda dan Zimbabwe, vaksin M72 menunjukkan efektivitas hingga 50 persen dalam mencegah transisi dari TBC laten ke TBC aktif.
“Antibodi yang dihasilkan vaksin M72 lebih spesifik, sehingga respons imun terhadap bakteri menjadi lebih kuat dan terarah,” kata Rahmat.
Baca juga: Vaksin M72, Harapan Baru untuk Atasi Tuberkulosis pada Remaja dan Dewasa
Sebagai negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia, Indonesia akan menjadi lokasi uji klinis lanjutan vaksin M72. Keterlibatan ini dinilai penting untuk mendukung pengembangan solusi global terhadap TBC.
“Sekarang pengawasan dan pengembangan vaksin sudah mengikuti standar WHO. Indonesia harus aktif ambil bagian,” jelas Rahmat.
Hingga kini, efek samping vaksin M72 tergolong ringan, seperti nyeri di lokasi suntikan atau demam. Belum ditemukan efek samping berat selama proses pengujian.
Rahmat mengingatkan bahwa vaksin bukanlah obat, melainkan langkah pencegahan sebelum infeksi terjadi.
Dengan merangsang sistem imun membentuk antibodi, vaksin membuat tubuh siap melawan saat terpapar bakteri TBC.
“Vaksin itu bukan untuk orang sakit, tapi untuk orang sehat agar tidak jatuh sakit. Dan kalau kita divaksin, kita bantu memutus rantai penularan di masyarakat,” katanya.
Dengan kehadiran vaksin M72 yang tengah dikembangkan dan uji klinis yang segera digelar di Indonesia, diharapkan akan ada perlindungan lebih menyeluruh untuk kelompok dewasa yang selama ini belum sepenuhnya terlindungi dari TBC.
Kompas.com telah mendapatkan izin dari Kemenkes untuk mengutip isi dan pernyataan dalam program Kemencast yang ditayangkan di kanal YouTube resmi Kementerian Kesehatan RI, Minggu (29/6/2025).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.