KOMPAS.com - Seorang wanita yang tinggal di Chicago bernama Layne Horwich mendapatkan diagnosis kanker payudara saat mencapai usia 100 tahun.
Ia menjalani perawatan dan sembuh dari kanker payudara di usia 101 tahun.
Mengutip NBC Chicago, dokter onkologi yang menanganinya, Dr. Catherine Pesce, mengungkapkan bahwa usia yang semakin menua adalah faktor risiko kanker payudara.
Namun, ia mengatakan bahwa banyak juga wanita yang beranggapan risiko kanker payudara mereka menurun seiring bertambah usia.
Ia mengatakan, Horwich adalah pasien pertamanya yang berusia di atas 100 tahun.
Dari kisah tersebut, kita bisa belajar lebih lanjut tentang faktor risiko kanker payudara yang harus diwaspadai.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pengertian kanker payudara, faktor risiko, dan cara mencegahnya.
Baca juga: Kisah Wanita yang Didiagnosis Kanker Payudara di Usia 100 Tahun
Kanker payudara adalah penyakit di mana sel-sel payudara abnormal tumbuh tak terkendali dan membentuk tumor.
Jika tidak ditangani, tumor dapat menyebar ke seluruh tubuh (metastasis) dan berakibat fatal.
Jenis kanker ini berkembang di jaringan payudara, termasuk saluran susu (duktus), kelenjar penghasil susu (lobulus), atau jaringan ikat.
Kanker ini termasuk jenis kanker yang sangat umum, yang bisa menyerang wanita maupun pria.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 99 persen kanker payudara terjadi pada wanita dan 0,5-1 persen terjadi pada pria.
Pada 2022, terdapat 2,3 juta wanita di dunia menderita kanker payudara dengan angka kematian 670.000 jiwa.
Menurut data Globocan 2022 di Indonesia, kasus baru kanker payudara mencapai tertinggi yaitu 66.271 dengan angka kematian 22.598 jiwa.
Baca juga: Racun Kalajengking Amazon Bisa Hancurkan Sel Kanker Payudara? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko kanker payudara disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.
Namun, faktor utama pada kanker payudara adalah memiliki jenis kelamin wanita dan bertambah usia.
Berikut ulasan lengkap tentang berbagai faktor risiko kanker payudara:
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
Sebagian besar kanker payudara ditemukan pada wanita berusia 50 tahun atau lebih.
Bahkan, ada kasus seperti Layne Horwich yang didiagnosis pada usia 100 tahun.
Perubahan bawaan (mutasi) pada gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium.
Menstruasi yang dimulai sebelum usia 12 tahun dan menopause yang dimulai setelah usia 55 tahun membuat wanita terpapar hormon lebih lama.
Ini bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Payudara padat terkadang membuat tumor sulit terlihat pada mammogram.
Wanita dengan payudara padat juga lebih berisiko terkena kanker payudara.
Baca juga: Jessie J Alami Kanker Payudara dan Jalani Mastektomi, Kenali Apa Ini...
Wanita yang pernah menderita kanker payudara lebih mungkin terkena kanker payudara untuk kedua kalinya.
Beberapa penyakit payudara nonkanker, seperti hiperplasia duktal atipikal atau karsinoma lobular in situ, juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Memiliki riwayat keluarga kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Misalnya, risiko mungkin lebih tinggi jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan (kerabat tingkat pertama) seseorang atau beberapa anggota keluarga dari pihak orang tua pernah menderita kanker payudara.
Memiliki seorang kerabat yang menderita kanker payudara di usia muda, juga meningkatkan risiko.
Riwayat keluarga kanker ovarium atau kanker payudara pada kerabat laki-laki juga meningkatkan risiko.
Wanita yang menjalani terapi radiasi pada dada atau payudara (misalnya, perawatan limfoma Hodgkin) sebelum usia 30 tahun, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara di kemudian hari.
DES diberikan kepada beberapa wanita hamil di Amerika Serikat antara 1940-1971 untuk mencegah keguguran.
Wanita yang mengonsumsi DES memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Delapan faktor risiko di atas adalah faktor risiko penyakit yang melekat dan tidak bisa diubah.
Baca juga: Jessie J Telah Jalani Mastektomi dan Berharap Kanker Payudara Sudah Hilang Sepenuhnya
Sementara itu, ada beberapa faktor risiko kanker payudara lainnya yang bisa diubah atau dikendalikan untuk mencegahnya terjadi.
Faktor risiko yang dapat diubah meliputi:
Wanita yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara.
Wanita lanjut usia yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang memiliki berat badan sehat.
Beberapa bentuk terapi penggantian hormon (yang mencakup estrogen dan progesteron) yang dikonsumsi selama menopause bisa meningkatkan risiko kanker payudara, jika dikonsumsi selama lebih dari 5 tahun.
Kontrasepsi oral tertentu (pil KB) juga terbukti dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Kehamilan pertama setelah usia 30 tahun, tidak menyusui, dan tidak pernah hamil cukup bulan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang banyak minum alkohol.
Menurut para pakar, batasan moderat untuk wanita minum alkohol adalah satu kali dalam sehari.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor lain, seperti merokok yang membuat orang terpapar bahan kimia bisa meningkatkan risiko kanker.
Lalu, perubahan hormon akibat kerja shift malam juga bisa menjadi faktor risiko kanker payudara.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Alami Kanker Payudara? Ini Faktor Risikonya...
Terkait uraian di atas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara, yang meliputi:
Penelitian menunjukkan bahwa menjaga berat badan yang sehat dapat mengurangi risiko 13 jenis kanker, termasuk kanker payudara.
Cara menjaga berat badan yang sehat antara lain dengan melakukan aktivitas fisik dan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mengurangi jumlah alkohol yang Anda minum dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Tidak ada kadar alkohol yang aman, jadi semakin banyak Anda menguranginya, semakin besar pula risiko yang dapat Anda tanggung.
Menjadi aktif secara fisik dapat mengurangi risiko kanker payudara karena dapat membantu menjaga berat badan yang sehat.
Namun, hal ini juga dapat mencegah kanker payudara dengan cara yang tidak terkait dengan berat badan.
Menyusui menurunkan risiko terkena kanker payudara, terutama jika memiliki anak saat masih kecil.
Semakin lama seorang wanita menyusui, semakin berkurang risikonya.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang secara teratur mengonsumsi aspirin atau obat lain antiinflamasi non steroid memiliki risiko yang sedikit lebih rendah untuk mengembangkan kanker payudara.
Operasi atau perawatan hormon, jika berisiko tinggi terkena kanker payudara
Ada obat-obatan dan perawatan bedah yang dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara bagi mereka yang berisiko lebih tinggi.
Misalnya, memiliki anggota keluarga dengan kanker payudara
Memiliki anak, terutama di usia muda, dapat sedikit menurunkan risiko terkena kanker payudara.
Demikianlah sejumlah faktor risiko kanker payudara dan beberapa hal yang berguna untuk menurunkan faktor risikonya.
Sementara dari cerita Layne Horwich, wanita usia 100 tahun itu memiliki faktor risiko kanker payudara terkait jenis kelamin dan usia.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menawarkan nasihat medis.
Referensi:
“Woman diagnosed with breast cancer at 100 years old is now cancer-free at 101”. NBC Chicago. Diakses pada Juni 2025.
“Breast Cancer”. World Health Organization (WHO). Diakses pada Juni 2025.
“Breast Cancer Risk Factors”. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada Juni 2025.
“Reducing Your Risk of Breast Cancer”. Cancer Research UK. Diakses pada Juni 2025.
Baca juga: Benarkah Payudara Besar Buat Perempuan Berisiko Alami Kanker Payudara?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.