KOMPAS.com - Dunia medis kembali dikejutkan oleh temuan ilmiah yang berpotensi besar dalam mengatasi kanker payudara.
Mengutip Science Alert, para peneliti dari Brasil menemukan bahwa racun kalajengking dari hutan Amazon memiliki kandungan molekul yang mampu menghancurkan sel kanker payudara secara efektif.
Penemuan ini memberikan harapan baru dalam upaya pencarian terapi alternatif yang lebih efektif dan minim efek samping untuk mengobati kanker payudara.
Namun sebelum membahas lebih lanjut tentang temuan dari racun kalajengking dari hutan Amazon, penting untuk memahami berbagai metode pengobatan yang saat ini telah tersedia dan umum digunakan dalam menangani kanker payudara.
Baca juga: Ilmuwan: Racun Kalajengking dari Hutan Amazon Brasil Berpotensi Obati Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara tidak bersifat tunggal.
Mengutip Medical News Today, setiap penderita mendapatkan penanganan sesuai dengan stadium kanker, jenis kanker, usia, serta kondisi kesehatan secara umum.
Berikut ini adalah metode pengobatan utama yang digunakan saat ini:
Terapi hormon digunakan jika kanker payudara diketahui sensitif terhadap hormon seperti estrogen atau progesteron.
Obat-obatan, seperti tamoxifen atau aromatase inhibitor, diberikan untuk menghambat produksi atau efek hormon tersebut dalam tubuh.
Terapi ini biasanya diberikan dalam jangka waktu beberapa tahun untuk mencegah kambuhnya kanker.
Berbeda dari kemoterapi yang menyerang semua sel yang berkembang cepat, terapi target bekerja secara spesifik pada sel kanker dengan memblokir molekul atau gen tertentu.
Salah satu bentuk terapi target adalah penggunaan obat yang menyerang protein HER2, yang berlebih pada beberapa jenis kanker payudara.
Kemoterapi merupakan metode yang paling dikenal, dengan penggunaan obat-obatan kuat untuk menghancurkan sel kanker.
Biasanya diberikan secara oral atau intravena, kemoterapi dapat digunakan sebelum operasi (neoadjuvant), setelah operasi (adjuvant), atau sebagai pengobatan utama jika kanker telah menyebar luas.
Radioterapi menggunakan sinar radiasi berenergi tinggi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker di area payudara setelah operasi.
Terapi ini sangat efektif dalam mencegah kekambuhan lokal.
Operasi pengangkatan kanker payudara dilakukan dalam bentuk lumpektomi (pengangkatan sebagian jaringan payudara) atau mastektomi (pengangkatan seluruh jaringan payudara).
Jenis operasi ini ditentukan oleh ukuran dan lokasi tumor, serta pilihan pasien.
Dokter akan menjelaskan berbagai opsi ini berdasarkan stadium penyakit dan tujuan pengobatan, baik untuk menyembuhkan maupun mengendalikan pertumbuhan kanker.
Baca juga: Wanita Usia 100 Tahun Selamat dari Kanker Payudara dengan Lumpektomi, Apa Itu?
Di tengah pendekatan konvensional tersebut, ilmuwan dari Universitas São Paulo, Brasil, menyampaikan hasil penelitian dalam konferensi FAPESP Week France bahwa racun dari spesies kalajengking Brotheas amazonicus yang hidup di hutan Amazon dapat membantu pengobatan kanker payudara.
Para ilmuwan mengisolasi molekul dalam racun tersebut yang dinamakan BamazScplp1.
Molekul ini bekerja mirip kemoterapi, yakni memicu proses nekrosis atau kematian sel, yang menyebabkan sel kanker payudara pecah dan tidak bisa berkembang.
“Kami dapat mengidentifikasi molekul dalam spesies kalajengking Amazon ini yang mirip dengan yang ditemukan dalam racun kalajengking lain dan yang bekerja melawan sel kanker payudara,” kata Eliane Candiani Arantes, ahli farmakologi dari Universitas Sao Paulo.
Baca juga: Setiap 25 Menit Perempuan Indonesia Meninggal karena Kanker Serviks, Ketahui Ini Gejalanya…
Penemuan tersebut dimungkinkan melalui teknik ekspresi heterolog, yaitu metode memproduksi protein dalam organisme model, seperti ragi (Komagataella pastoris).
Gen dari racun kalajengking Amazon disisipkan ke dalam DNA ragi, sehingga ragi tersebut dapat memproduksi protein aktif dalam jumlah besar untuk diteliti lebih lanjut.
Arantes menjelaskan bahwa pendekatan ini juga telah digunakan untuk menghasilkan molekul dari racun ular dan komponen darah sapi yang berfungsi merangsang pertumbuhan pembuluh darah.
Teknik ini dinilai efektif untuk meneliti dan mengembangkan senyawa bioaktif dari alam secara berkelanjutan.
Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, hasilnya menunjukkan arah baru dalam inovasi pengobatan kanker payudara.
Penggunaan racun kalajengking sebagai basis terapi molekuler menjadi bukti bahwa alam, termasuk spesies dari kalajengking di hutan Amazon, menyimpan potensi besar yang masih belum sepenuhnya digali.
Namun, para peneliti juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian hayati.
Kekayaan alam ini bisa menjadi kunci untuk menyembuhkan penyakit mematikan seperti kanker, asalkan tidak dirusak oleh eksploitasi berlebihan.
Baca juga: Wanita 100 Tahun Didiagnosis Kanker Payudara, Kenali Faktor Risiko Penyakit Ini…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.