Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Teh Hijau Berpotensi Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Kompas.com - 01/07/2025, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi teh hijau secara rutin, baik dalam bentuk panas maupun dingin, dapat memberikan manfaat dalam membantu menurunkan tekanan darah.

Temuan ini membuka peluang untuk menjadikan teh hijau sebagai bagian dari pendekatan alami dalam menjaga kesehatan jantung.

Baca juga: 1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari

Apa itu hipertensi?

Sebelum menjelaskan soal penelitian yang dilakukan, perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi kesehatan yang umum, 

Menariknya, sekitar satu dari tiga penderita tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya, karena hipertensi umumnya tidak menunjukkan gejala jelas.

Namun, hal ini tidak berarti hipertensi dapat dianggap remeh.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Melansir Eating Well pada Selasa (24/6/2025), tekanan darah yang tinggi jika dibiarkan tanpa penanganan dapat merusak organ-organ penting seperti jantung, ginjal, mata, dan otak.

Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, serta penyakit ginjal kronis.

Selain faktor genetik, usia, jenis kelamin, dan etnis, gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, stres, dan kualitas tidur turut memengaruhi tekanan darah.

Baca juga: Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi

Apa hasil penelitian?

Penelitian dilakukan oleh para peneliti dari Iran dan University of Nevada dengan menerapkan tinjauan sistematis dan meta-analisis dari hampir 15.000 studi sebelumnya.

Setelah proses penyaringan, mereka memilih 36 studi acak terkontrol (randomized controlled trials) yang sesuai kriteria, yaitu studi terhadap orang dewasa yang menyajikan data tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi, serta berlangsung lebih dari dua minggu.

Bentuk teh hijau yang dianalisis mencakup daun teh hijau, ekstrak teh hijau, epigallocatechin-3-gallate (EGCG), dan katekin teh hijau.

Katekin adalah senyawa antioksidan utama dalam teh hijau.

Hasil gabungan dari studi-studi tersebut menunjukkan bahwa minum teh hijau secara rutin dikaitkan dengan penurunan tekanan darah sistolik (angka atas) maupun diastolik (angka bawah) rata-rata 1 mmHg.

Meskipun penurunan ini dianggap tidak signifikan secara klinis, secara statistik hasilnya tetap menunjukkan adanya potensi manfaat teh hijau terhadap tekanan darah

Sementara itu, para peneliti belum dapat menentukan dosis ideal atau bentuk teh hijau mana yang paling efektif karena perbedaan desain dan metodologi pada setiap studi.

Dalam kesimpulan mereka, teh hijau dianggap dapat menjadi komponen tambahan dalam pengelolaan hipertensi, tetapi tidak menggantikan pengobatan utama yang direkomendasikan dokter.

Baca juga: Batas Konsumsi Daging Kurban untuk Penderita Hipertensi, Kolesterol Tinggi, dan Stroke

Cara minum teh hijau yang disarankan

Menambahkan teh hijau ke dalam rutinitas harian sangat mudah.

Teh hijau dikenal sebagai versi yang lebih ringan dari teh hitam, dengan kandungan kafein yang lebih rendah.

Justru karena kandungan kafein yang rendah itulah teh hijau dinilai lebih bersahabat terhadap tekanan darah, mengingat zat stimulan berlebih dapat memicu kenaikan tekanan darah.

Lebih dari itu, manfaat teh hijau tidak hanya terbatas pada tekanan darah.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi peradangan, memperbaiki kadar gula darah dan kolesterol, mendukung kesehatan otak, melancarkan pencernaan, hingga menurunkan risiko kanker.

Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari senyawa aktif dalam teh hijau, disarankan untuk mengonsumsinya saat perut kosong.

Hal ini bertujuan agar tubuh menyerap lebih banyak antioksidan, meskipun tetap aman dikonsumsi setelah makan.

Perlu diperhatikan, kandungan tanin dalam teh hijau dapat mengganggu penyerapan zat besi dari sumber nabati, terutama bagi mereka yang mengalami anemia.

Oleh karenanya, minum teh hijau di sela waktu makan bisa menjadi pilihan terbaik.

Selain itu, demi meminimalkan risiko paparan mikroplastik yang mungkin terdapat pada kantong teh, penggunaan teh hijau daun lepas (loose-leaf) dengan saringan lebih dianjurkan bagi konsumen yang ingin mengonsumsi teh hijau secara rutin.

Baca juga: Tekanan Darah Melonjak Drastis? Kenali Tanda dan Risiko Krisis Hipertensi

Hal yang perlu diperhatikan

Meskipun manfaat teh hijau menjanjikan, para ahli mengingatkan bahwa tidak ada satu jenis makanan atau minuman yang bisa menjadi “obat ajaib”.

Untuk menjaga tekanan darah tetap sehat, pendekatan holistik tetap dibutuhkan, mulai dari pola makan kaya makanan utuh (buah, sayur, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat), membatasi natrium, meningkatkan aktivitas fisik, mengelola stres, hingga memastikan tidur yang berkualitas.

Sebagai inspirasi, program makan 30 hari berbasis DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) bisa menjadi pilihan untuk membantu mengontrol tekanan darah.

Bahkan perubahan kecil seperti mengganti lima menit waktu duduk dengan aktivitas fisik intens sudah terbukti menurunkan tekanan darah secara nyata.

Baca juga: Cek Apakah Anda Berisiko Alami Krisis Hipertensi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau