Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nail Art Bisa Sebabkan Infeksi Jamur dan Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 02/07/2025, 20:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Terlalu sering melakukan nail art, terutama dengan produk seperti cat kuku gel dan akrilik, dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Risiko tersebut tak hanya sebatas pada kerusakan kuku, tetapi juga meliputi infeksi jamur, bakteri, hingga gangguan pernapasan akibat paparan bahan kimia.

Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Arieffah, Sp.KK, mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menjalani perawatan kuku yang tampaknya sepele namun menyimpan potensi bahaya.

Prosedur manicure dan nail art yang kurang higienis atau dilakukan berulang tanpa jeda dapat menjadi pintu masuk bagi kuman, alergen, dan zat kimia berbahaya ke dalam tubuh.

Baca juga: Terlalu Sering Nail Art Bisa Rusak Kuku, Picu Alergi hingga Infeksi Jamur

Risiko infeksi jamur dan bakteri akibat nail art

Menurut Arieffah, kuku yang sering ditutupi cat gel atau akrilik memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi jamur, terutama bila peralatannya tidak steril.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Salah satu infeksi yang sering terjadi adalah onikomikosis, yakni infeksi jamur yang menyebabkan kuku menebal, berubah warna, dan rapuh.

Selain itu, infeksi bakteri seperti Pseudomonas sp. juga dapat muncul dan membuat kuku berwarna kehijauan.

“Infeksi bisa terjadi karena alat manicure yang tidak steril atau karena kutikula yang didorong terlalu agresif sehingga penghalang alami kuku rusak,” jelas Arieffah kepada Kompas.com, Rabu (25/6/2025).

Baca juga: Bahaya Cat Kuku Gel: Bisa Buat Kuku Rapuh dan Alergi, Ini Penjelasan Dokter

Iritasi pernapasan akibat bahan kimia cat kuku

Arieffah juga menyoroti dampak bahan kimia dalam produk nail art terhadap sistem pernapasan.

Paparan senyawa seperti polimer dan silika yang terdapat dalam produk cat kuku dan akrilik dapat menyebabkan iritasi saluran napas, batuk kronis, bahkan radang paru jika terhirup dalam jangka panjang.

“Ruang tertutup dengan ventilasi buruk saat proses nail art memperbesar risiko terpapar bahan kimia ini,” ujar Arieffah.

Baca juga: Gejala Kuku Cantengan yang Perlu Diwaspadai

Gejala kerusakan kuku yang perlu diwaspadai

Beberapa tanda kerusakan kuku akibat prosedur nail art yang harus diwaspadai antara lain:

  • Kuku berubah warna menjadi kekuningan, hijau, putih, atau coklat
  • Lempeng kuku terlepas dari dasar kuku
  • Tekstur kuku berubah, tampak bergelombang atau berlubang
  • Kuku mengelupas, retak, atau terdapat titik perdarahan

Arieffah menjelaskan bahwa kuku yang sehat seharusnya tampak lembut, fleksibel, bersinar alami, dan berwarna merah muda merata dengan ujung putih bersih.

Baca juga: Kuku Cantengan: Penyebab dan Pengobatan

Langkah pencegahan dan rekomendasi dokter

Untuk mencegah risiko infeksi dan iritasi, Arieffah menyarankan untuk memperhatikan kebersihan alat manicure, tidak memaksakan pendorongan kutikula, dan menghindari penggunaan aseton terlalu sering.

Aseton yang digunakan berulang bisa membuat kulit sekitar kuku kering, menyebabkan iritasi, bahkan menimbulkan dermatitis kontak.

Ia juga menekankan pentingnya memberi waktu istirahat pada kuku setelah beberapa kali pemakaian cat gel.

“Setelah dua hingga tiga kali aplikasi, beri jeda 1-2 minggu. Bila nail art dilakukan terus-menerus selama 3-4 minggu, istirahatkan kuku selama 3-7 hari,” sarannya.

Meskipun nail art mampu mempercantik tampilan kuku, kebiasaan ini tetap harus dilakukan dengan bijak dan higienis.

Mengabaikan perawatan yang benar dapat menimbulkan infeksi serius dan gangguan kesehatan lainnya, termasuk pada sistem pernapasan.

Oleh karena itu, mengenali risiko dan menerapkan langkah pencegahan menjadi kunci menjaga kuku tetap sehat di tengah tren kecantikan yang berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau