Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Dada Berulang Bisa Jadi Tanda Gangguan Jantung, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 02/07/2025, 21:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Nyeri dada yang berlangsung berulang, terutama saat beraktivitas, bisa menjadi gejala khas angina atau nyeri dada akibat gangguan aliran darah ke otot jantung.

Menurut dr. Ade Meidian Ambari, Sp.JP, Subsp. PRKV(K), PhD, kondisi ini bisa terasa seperti ditekan beban berat di tengah dada, menjalar ke lengan kiri, punggung, bahkan ke ulu hati, dan sering kali disertai sensasi tercekik.

Angina refrakter adalah nyeri dada khas jantung yang muncul terus-menerus selama tiga bulan atau lebih, meskipun pasien telah menjalani pengobatan medis secara optimal, termasuk pemasangan ring atau operasi bypass.

“Kalau pasien sudah diberi obat, pasang ring, atau bypass tapi tetap nyeri dada selama tiga bulan, itu disebut angina refrakter,” kata Ade dalam talkshow Instagram Kemenkes RI, Senin (30/6/2025).

Baca juga: Tren Jalan Kaki 6-6-6 Dorong Gaya Hidup Sehat, Efektif Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Siapa yang berisiko mengalami angina refrakter?

Pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner merupakan kelompok yang paling rentan. Namun, bukan berarti usia muda aman dari risiko.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Ade menyebut, pasien termuda yang ia tangani berusia 24 tahun, mengalami serangan jantung akibat merokok tiga bungkus sehari.

Beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tekanan darah tinggi (di atas 140/90 mmHg)
  • Diabetes yang tidak terkontrol
  • Kolesterol LDL tinggi (lebih dari 55 mg/dL pada pasien jantung)
  • Kebiasaan merokok
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung

Baca juga: Langsung Lari Tanpa Pemanasan? Ini Bahaya yang Mengintai Jantung...

Gejala yang perlu diwaspadai

Nyeri dada pada angina refrakter umumnya:

  • Muncul di tengah dada
  • Menjalar ke lengan kiri, punggung, atau ulu hati
  • Terpicu aktivitas fisik ringan
  • Disertai keringat dingin berlebihan
  • Hilang timbul dalam periode tiga bulan

Jika nyeri dada muncul meski hanya naik satu lantai tangga, ini bisa menjadi tanda awal.

Baca juga: Kenali Risiko Penyakit Jantung pada Anak Muda, Ini Kata Dokter...

Kapan harus periksa ke dokter?

Menurut Ade, pemeriksaan sebaiknya dilakukan sejak usia 40 tahun, terutama bila terdapat satu atau lebih faktor risiko.

Pemeriksaan jantung bisa dimulai dari EKG, treadmill test, echocardiography, hingga CT scan koroner jika diperlukan.

“Kalau sudah ada keluhan seperti nyeri dada yang khas, jangan tunggu lebih lama. Periksa untuk tahu lebih dini,” ujarnya.

Baca juga: Studi: Minum Kopi Pagi Hari Turunkan Risiko Kematian akibat Penyakit Jantung

ECP, terapi non-bedah untuk angina refrakter

External Counterpulsation (ECP) adalah terapi non-invasif untuk pasien angina refrakter yang tidak dapat menjalani pemasangan ring atau bypass.

Dalam prosedur ini, pasien dipasangi manset di bagian kaki yang mengembang dan mengempis mengikuti irama jantung.

Tujuan ECP adalah meningkatkan aliran darah ke jantung dan mendorong terbentuknya pembuluh darah baru (neoangiogenesis).

“Efeknya mirip olahraga, tapi pasif. Cocok untuk pasien yang tidak kuat berolahraga karena nyeri dada,” ujar Ade.

Terapi ECP dilakukan sebanyak 35 sesi, masing-masing berdurasi satu jam, selama sekitar tujuh minggu.

Baca juga: Amankah Makan Daging Kurban untuk Jantung? Ini Penjelasan Dokter...

Penanganan harus disesuaikan dengan kondisi pasien

Sebelum menjalani ECP, pasien harus menjalani pemeriksaan lengkap, termasuk USG jantung dan Doppler kaki, untuk memastikan tidak ada kontraindikasi seperti kebocoran katup jantung atau trombosis.

Meskipun terapi ini efektif, ECP tidak diberikan secara sembarangan dan hanya dilakukan jika ada indikasi medis yang jelas.

Pasien juga disarankan menjaga gaya hidup, berhenti merokok, dan mengontrol tekanan darah serta kolesterol.

Nyeri dada berulang bisa menjadi tanda angina refrakter, bentuk lanjutan dari penyakit jantung koroner yang membutuhkan terapi khusus.

Deteksi dini, kontrol faktor risiko, dan konsultasi rutin ke dokter jantung adalah langkah penting untuk mencegah kondisi memburuk.

Pemeriksaan medis secara rutin, terutama setelah usia 40 tahun, sangat disarankan untuk menjaga kesehatan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau