Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Menangani Stunting dari Hulu, Pemerintah Bentuk Dream Team

Kompas.com - 03/07/2025, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan bahwa pemerintah sedang membentuk dream team untuk menangani stunting.

"Istilahnya dream team, jadi kebersamaan untuk menyelesaikan stunting, walaupun belum sempurna," kata Wihaji, seperti yang dikutip dari Antara pada Rabu (2/7/2025).

Kolaborasi tingkat kementerian/lembaga terkait tersebut disampaikan oleh Wihaji saat ditemui di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, pada Rabu (2/7/2025).

Wihaji mengatakan bahwa pihaknya juga akan terlibat dalam mengatasi stunting dari hulu melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN).

Masalah stunting dari hulu yang menjadi sasaran program dream team antarkementerian/lembaga meliputi ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.

“Salah satu yang kemarin menarik dan sangat bagus untuk memastikan semua balita ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD harus ditangani oleh BGN, tenaganya Kemendukbangga, pendistribusiannya Kemendukbangga, datanya Kemendukbangga, tetapi fisik, materi, dan MBG-nya dari BGN," terang Wihaji.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: IDAI: Posyandu Harus Bisa Jadi Wadah Pencegahan Stunting Primer

Pemerintah akan berbenah

Menurutnya, penanganan stunting akan lebih tajam dan jelas dengan kolaborasi antarkementerian/lembaga terkait yang akan membenah di tahun ini.

Hal-hal yang menjadi catatan dream team untuk menangani stunting adalah mengoptimalkan program Makan Bergizi Gratis yang ditujukan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Ia mengungkapkan bahwa untuk merealisasikan dream team mengatasi stunting telah dilakukan penandatanganan kerja sama bersama BGN.

"Nanti akan lebih jelas siapa melakukan apa, kemudian di mana. Jadi, kementerian kita melakukan pendataan, pendistribusian, dan melakukan evaluasi khusus MBG, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD," ungkapnya.

Baca juga: Siapa Sasaran yang Tepat untuk Mencegah Stunting? Ini Kata IDAI...

Target prioritas penanganan stunting

Sebelumnya, Wihaji menyatakan bahwa pemerintah akan memprioritaskan penanganan 1,4 juta keluarga risiko stunting di desil 1 atau kelompok rumah tangga miskin, yang menempati 10 persen terbawah dalam tingkat kesejahteraan secara nasional.

"Berdasarkan sistem informasi keluarga, dari 42 juta pasangan usia subur, ada 8,6 juta keluarga risiko stunting di desil 1 (miskin) sebanyak 1,4 juta. Ini menjadi prioritas," katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, pada Selasa (1/7/2025).

Lebih lanjut, ia mengatakan pentingnya melibatkan tokoh agama, tokoh adat, maupun tokoh masyarakat, untuk menangani stunting secara nasional.

Hal itu mengingat sebagian besar masyarakat di daerah cenderung lebih mendengarkan atau memercayai para tokoh setempat.

“Kadang, masyarakat lebih menghormati tokoh agama dan tokoh adat, ini juga memengaruhi perilaku pencegahan stunting," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan lebih fokus untuk melihat dan mengatasi penyebab stunting yang dihadapi keluarga berisiko stunting.

Ia menyebutkan itu termasuk jamban sehat dan rumah layak huni.

"Dari 8,6 juta keluarga risiko stunting, ada 3,7 juta keluarga tidak memiliki jamban layak, 1,9 juta keluarga tidak memiliki air minum utama yang layak, dan 4,3 juta keluarga dengan pasangan usia subur empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak), serta tidak menggunakan KB modern," beber Wihaji.

Baca juga: IDAI: Investasi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak untuk Capai Zero Stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau