Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Hipertensi dan Obesitas Ditemukan Tinggi di Kalangan Anak Sekolah India

Kompas.com - 03/07/2025, 17:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi dan obesitas sekarang ini meningkat di kalangan anak-anak sekolah di India.

All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Delhi menemukan fakta tersebut dari hasil penelitian yang didanai oleh Indian Council of Medical Research (ICMR).

Hasil penelitian telah dipublikasikan dalam jurnal medis PLOS One pada Juni 2025.

Baca juga: Hipertensi Disebut Silent Killer, Ketahui Ini Macam Komplikasinya

Hasil penelitian

Melansir Business Standard pada Minggu (1/6/2025), penelitian AIIMS melibatkan 3.888 anak usia 6-19 tahun dari lima sekolah di Delhi, baik negeri maupun swasta.

Hasilnya mengungkapkan bahwa 1 dari 14 anak sekolah mengalami hipertensi.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Angka ini menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi kini menjadi masalah lintas kelompok sosial ekonomi.

Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak-anak sekolah yang terlihat kurus maupun memiliki berat badan normal, ternyata banyak yang tergolong tidak sehat secara metabolik.

Metabolik mengacu pada proses kimia yang terjadi untuk mengubah makanan menjadi energi dan bahan penyusun tubuh.

Gangguan kesehatan metabolik artinya terkait dengan kadar gula darah, tekanan darah, kadar kolesterol, serta lemak perut.

Penelitian menemukan bahwa anak-anak di sekolah swasta memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk mengalami obesitas.

Baca juga: Mengenal Hipertensi Sebagai Silent Killer, Apa Saja Efeknya?

Perbedaan risiko hipertensi di sekolah negeri dan swasta

Penelitian ini juga menyoroti perbedaan prevalensi gangguan metabolik yang signifikan antara 3.888 murid di lima sekolah swasta dan negeri:

  • Obesitas: 22,7 persen di sekolah swasta dan 4,48 persen di sekolah negeri
  • Obesitas sentral (lemak perut): 16,77 persen di sekolah swasta dan 1,83 persen di sekolah negeri
  • Hipertensi: 7,37 persen di seluruh jenis sekolah
  • Kurang gizi: 5 kali lebih umum di sekolah negeri
  • Gangguan glukosa puasa: 20,74 persen di sekolah swasta dan 10,93 persen di sekolah negeri
  • Dislipidemia (lemak darah abnormal): dialami sekitar 33 persen dari semua murid
  • Sindrom metabolik: 5,76 persen di sekolah swasta dan 1,75 persen di sekolah negeri

Dr M Kalaivani selaku asisten profesor biostatistik AIIMS dan penulis utama studi mengatakan bahwa perbedaan tersebut mencerminkan gaya hidup yang berbeda pada anak-anak di kedua jenis sekolah.

Menurut Kalaivani, lingkungan sekolah swasta umumnya menyerupai gaya hidup berpenghasilan tinggi, yaitu lebih sedikit aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi kalori, dan durasi layar (screen time) yang tinggi.

Meski begitu, anak-anak sekolah negeri pun tidak bebas dari risiko.

“Mereka mungkin tidak mampu membeli makanan bergizi dalam kemasan besar dan mahal, tetapi mereka sering mengonsumsi makanan kaki lima yang digoreng dan murah," kata Kalaivani.

Ia mengatakan bahwa makanan kaki lima rata-rata memiliki kandungan kalori tinggi, tetapi rendah nilai gizi.

Baca juga: 1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari

Anak kurus belum tentu sehat

Penelitian ini juga menyoroti bahwa anak-anak sekolah di India tersebut juga memiliki kondisi yang disebut MONW (Metabolically Obese Normal Weight).

Artinya, anak-anak dengan berat badan normal, tetapi sebenarnya memiliki gangguan metabolik.

Hasil penelitian menunjukkan sekitar 42,86 persen anak sekolah dengan indeks massa tubuh normal tergolong MONW.

Prevalensi MONW tinggi pada anak sekolah negeri (46,39 persen) dibanding swasta (35,33 persen).

Masalah metabolik yang paling umum dialami mereka adalah kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah, terutama pada anak sekolah negeri.

Risiko jangka panjang anak-anak sekolah dengan hipertensi dan obesitas

Dr Nikhil Tandon, kepala Departemen Endokrinologi dan Metabolisme AIIMS sekaligus peneliti pendamping studi ini mengungkapkan bahwa hipertensi dan obesitas yang dialami oleh anak-anak sekolah India ini bukan masalah sesaat, jika terus dibiarkan.

Nikhil mengatakan bahhwa mereka memiliki risiko besar mengalami masalah kesehatan jangka panjang, seperti:

  • Diabetes tipe 2
  • Penyakit jantung dan stroke
  • Obesitas berkepanjangan
  • Masalah kesehatan mental

“Parameter di awal kehidupan dapat memprediksi penyakit di masa dewasa. Kelebihan gizi sama berbahayanya dengan kekurangan gizi,” ujarnya.

Hasil penelitian AIIMS mendesak sekolah-sekolah di India untuk merombak kebijakan pangan, memprioritaskan aktivitas fisik, dan menanamkan pendidikan kesehatan dalam pembelajaran sehari-hari.

Baca juga: Batas Konsumsi Daging Kurban untuk Penderita Hipertensi, Kolesterol Tinggi, dan Stroke

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau