KOMPAS.com - Usia muda bukan jaminan terbebas dari risiko penyakit jantung.
Dalam talkshow Instagram Kementerian Kesehatan RI yang disiarkan Senin (30/6/2025), dr. Ade Meidian Ambari, Sp.JP, Subsp. PRKV(K), PhD, mengungkapkan bahwa pasien termuda yang ia tangani karena serangan jantung berusia 24 tahun.
Pasien tersebut diketahui memiliki kebiasaan merokok tiga bungkus per hari.
“Pasien usia 24 tahun, serangan jantung, merokok tiga bungkus. Sudah sejak remaja,” ujar Ade.
Baca juga: Nyeri Dada Berulang Bisa Jadi Tanda Gangguan Jantung, Ini Penjelasannya
Kebiasaan merokok, terutama dalam jumlah banyak dan berlangsung lama, dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah.
Efek ini menyebabkan plak lebih mudah terbentuk, yang kemudian menyumbat aliran darah ke otot jantung.
Menurut Ade, merokok adalah salah satu faktor risiko paling signifikan dalam mempercepat penyakit jantung koroner di usia muda.
Dampaknya bisa terlihat jauh lebih cepat jika disertai faktor lain seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol LDL yang tinggi, atau diabetes.
Baca juga: Tren Jalan Kaki 6-6-6 Dorong Gaya Hidup Sehat, Efektif Turunkan Risiko Penyakit Jantung
Serangan jantung pada usia muda tidak selalu muncul tiba-tiba.
Beberapa tanda awal sering kali diabaikan, seperti nyeri dada saat aktivitas ringan, sesak napas, dan kelelahan ekstrem.
Keluhan yang berulang selama lebih dari dua minggu sebaiknya segera diperiksakan.
Pemeriksaan jantung bisa dimulai dari elektrokardiogram (EKG), treadmill test, hingga CT scan koroner, tergantung kondisi pasien.
Baca juga: Nyeri Dada Tak Kunjung Reda Meski Sudah Berobat, Bisa Jadi Angina Refrakter
Ade mengingatkan pentingnya deteksi dini, terutama bagi kelompok usia produktif yang memiliki gaya hidup tidak sehat.
Merokok, konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kurang olahraga, serta stres berlebihan dapat mempercepat proses aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah.
“Jangan tunggu serangan datang. Periksa jantung sejak usia 40 tahun, atau lebih awal bila ada faktor risiko,” katanya.
Serangan jantung tidak hanya menyerang lansia.
Gaya hidup seperti merokok dalam jumlah berlebihan dapat memicu kerusakan pembuluh darah sejak usia muda.
Deteksi dini dan perubahan gaya hidup menjadi kunci utama dalam mencegah kejadian fatal di usia produktif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.