KOMPAS.com - Minum obat setiap hari selama enam bulan mungkin terasa berat bagi pasien tuberkulosis (TBC). Namun, menghentikan pengobatan di tengah jalan justru bisa membuat bakteri kebal, pengobatan makin panjang, dan risiko kematian meningkat.
Dalam talkshow Instagram Kementerian Kesehatan RI yang digelar Kamis (3/7/2025), dr. Astuti Setyawati, Sp.P(K), FISR, menjelaskan bahwa pasien TBC tidak boleh menghentikan terapi hanya karena merasa tubuh sudah membaik.
“Sering kali pasien merasa baikan lalu berhenti. Padahal, bakteri belum hilang sepenuhnya. Nanti kambuh lagi, dan biasanya sudah kebal obat,” kata Astuti.
Baca juga: TBC Bisa Menyebar Lewat Batuk, Ini Cara Kerja Imun Tubuh Melawannya
Durasi pengobatan TBC standar adalah minimal enam bulan.
Selama periode ini, pasien harus minum obat setiap hari tanpa putus. Bila pengobatan dihentikan lebih awal, dampaknya bisa serius dan sulit ditangani.
Berikut ini risiko yang bisa terjadi:
Astuti mengakui bahwa beberapa pasien mengalami efek samping ringan seperti mual, pusing, atau lemas selama awal pengobatan.
Namun, kondisi tersebut biasanya bersifat sementara dan bisa diatasi dengan pendampingan tenaga kesehatan.
“Obat TBC memang cukup keras, tapi kita bisa bantu atasi keluhannya. Yang penting jangan berhenti minum obat sendiri,” ujarnya.
Baca juga: TBC Bisa Menyerang Otak dan Organ Vital, Ini Bentuk-bentuk TBC yang Paling Berbahaya
Menurut Astuti, kesembuhan pasien TBC tidak hanya tergantung pada obat, tapi juga pada disiplin dalam menjalani pengobatan.
Bila pasien mampu bertahan dan menyelesaikan terapi hingga tuntas, kemungkinan sembuh total sangat tinggi.
Selain itu, dukungan keluarga dan petugas kesehatan juga menjadi faktor penting. Edukasi terus-menerus dibutuhkan agar pasien tidak merasa sendirian dalam proses yang panjang ini.
Pengobatan TBC memang membutuhkan waktu dan ketekunan. Menghentikan obat sebelum waktunya bisa menimbulkan resistensi obat, memperpanjang pengobatan, bahkan membahayakan nyawa.
Untuk hasil terbaik, ikuti saran dokter dan selesaikan pengobatan sampai tuntas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.