Kompas.com - Kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker, baik pada perempuan maupun laki-laki. Meski 80 persen penderita kanker paru merupakan perokok, namun 1 dari 5 pasien kanker ini bukanlah perokok.
Mengutip data di Amerika, kematian akibat kanker paru setiap tahunnya mencapai 40.000 per tahun. Para perempuan bukan perokok juga beresiko dua kali lebih besar mengalami kematian akibat kanker paru seperti halnya karena kanker ovarium.
Karena itu para pakar menyatakan sebenarnya sudah tidak tepat lagi jika kanker paru disebut sebagai penyakitnya para perokok.
"Jika kita memiliki paru maka kita bisa terkena kanker paru. Kanker ini sekarang sama seperti kanker yang menyerang organ lainnya," kata Linda Wenger, direktur eksekutif Uniting Againts Lung Cancer.
Para pakar menyebutkan stigma seputar kebiasan merokok yang melekat pada kanker paru, yang disebut sebagai penyakit yang dicari sendiri, telah mengurangi simpati masyarakat pada pasien dan menyebabkan minimnya pendanaan pada riset penyakit ini.
"Riset dalam kanker paru seperti anak tiri dalam keluarga kanker karena pengaruh stigma," kata Holli Kawadler, seorang peneliti kanker. Ia mencontohkan, dana untuk riset kanker payudara setiap tahun mencapai 27.000 dolar Amerika, sedangkan untuk kanker paru hanya 1.400 dolar Amerika.
Kendati demikian, perlahan para ilmuwan mulai memahami penyebab kanker ini pada bukan perokok. Salah satu fakta adalah perempuan bukan perokok memiliki risiko lebih besar daripada laki-laki, yakni dua banding satu.
Meski penyebab pastinya belum jelas, namun seperti halnya tumor pada payudara, agresivitas kanker paru dipengaruhi oleh estrogen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.