Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2016, 18:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan yang digoreng, seperti bakwan, tahu, pisang atau yang dikenal dengan gorengan sangat mudah ditemukan di pinggir jalan. Bukan hanya itu, makanan yang digoreng pun hampir selalu ada dalam hidangan sehari-hari. Padahal, dalam kamus hidup sehat, makanan yang digoreng seharusnya dihindari.

Dokter spesialis gizi klinik dari Eka Hospital BSD, Elia Indrianingsih mengungkapkan, sering makan gorengan dapat membuat tubuh kelebihan kalori. Mengapa demikian?

Elia menjelaskan, gorengan berarti makanan yang dimasak dengan minyak. Minyak yang digunakan umumnya mengandung kalori tinggi. Nah, dalalam satu makanan yang digoreng, setidaknya terserap 1 sendok makan minyak atau sekitar 100 kalori.

"Jadi misalnya makan satu tahu yang enggak digoreng kalorinya 75, ketika digoreng kalorinya bisa jadi 175. Kalau makan tahu goreng lebih dari satu, sudah berapa tuh kalorinya," kata Elia dalam diskusi di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Jika tubuh kelebihan kalori, maka bisa menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas meningkatkan penyakit stroke, diabetes, hingga jantung.

Banyak makan gorengan juga bisa meningkatkan kandungan trigliserid atau lemak dalam darah. Lama-kelamaan, lemak bisa menimbun menjadi plak, kemudian akan menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak. Apalagi jika jarang olahraga atau aktivitas fisik.

Selain itu, lanjut Elia, akibat makan gorengan, tubuh juga tidak akan mendapat manfaat gizi yang dibutuhkan. Karena dengan digoreng, beberapa kandungan gizi dalam makanan tersebut akan rusak.

"Menggoreng itu kan suhunya tinggi. Zat gizi yang tidak tahan panas pasti rusak," jelas Elia.

Terlalu banyak atau sering makan gorengan juga memicu iritasi pada tenggorokan. Menurut Elia, selain bahan makanan, cara memasak yang sehat juga perlu diperhatikan. Makanan bisa dikukus, direbus, atau dipepes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau