1. Kardio membuat kita semakin mudah lapar. Ini adalah mispersepsi yang paling sering didengung-dengungkan. Sebab konon katanya, membakar ratusan kalori dengan melakukan kardio akan membuat tubuh kekurangan pasokan kalori, sehingga rasa lapar datang lebih cepat.
Penelitian membuktikan, olahraga tak langsung membuat seseorang makan lebih banyak. Dan jika persepsi itu benar, maka dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan nafsu makan para atlet yang dalam sehari bisa berlatih lebih dari 2 jam. Bahkan sebuah penelitian membuktikan, olahraga justru menekan rasa lapar, saat dan setelah berolahraga.
2. Efektifitas berjalan dalam membakar kalori lebih rendah dibanding berlari. Memang benar, saat kita berlari selama 30 menit, kalori yang dibakar lebih banyak ketimbang berjalan dalam durasi yang sama. Tapi jika kita berlari dan berjalan dalam jarak yang sama, jumlah kalori yang dibakar tak jauh berbeda. Dan sebenarnya yang penting dalam olahraga adalah intensitas yang kita pilih, sebab jarak serta waktu adalah elemen pendukung seberapa maksimal hasil yang akan kita raih.
3. Tidak ada waktu terbaik untuk berolahraga. Jika kita berolahraga untuk membuat badan bugar dan menurunkan berat badan, maka kapan pun waktu yang dipilih untuk melakukannya memang tidak langsung berhubungan dengan hasil yang kita raih. Yang terpenting adalah kita rutin berolahraga, selama tujuannya hanya untuk menyehatkan serta merampingkan pinggang.
Tapi bagi para atlet, waktu terbaik untuk berolahraga adalah sore hari, saat suhu tubuh sedang hangat. Kondisi ini akan membuat otot kita lebih hangat sehingga cepat bereaksi pada gerakan-gerakan tubuh. Plus pada situasi ini, kekuatan otot juga sedang masa puncak. Artinya, para atlet memilih waktu olahraga ini untuk sampai pada target olahraga yang cepat, plus bakar kalori lebih banyak.
4. Ingin ramping, berdiet saja sudah lebih dari cukup. Kita memang akan menurunkan berat badan jika mengurangi jumlah kalori yang masuk. Tapi olahraga akan membuat kalori-kalori yang terbakar itu tidak datang kembali. Sebab olahraga tak hanya membuang kalori, tapi juga membentuk otot-otot tubuh. Sehingga otot-otot yang tadinya berongga akibat kalori terbakar, tidak akan menjadi tempat bersembunyinya lemak, sebab ruangnya sudah dibentuk menjadi otot. Jadi, agar misi tubuh proporsionalnya menjadi kenyataan, jangan hanya membatasi kalori tapi lengkapi juga dengan rutin berolahraga. (PreventionIndonesiaonline/Siagian Priska)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.