Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2012, 18:43 WIB

KOMPAS.com - Waspadalah jika Anda memiliki timbunan lemak di perut, meski berat badan normal. Pasalnya lemak di perut membuat risiko Anda terkena penyakit jantung menjadi lebih besar daripada orang yang kegemukan.

Dalam penelitian terbaru, para peneliti menemukan bahwa orang dengan berat badan normal tetapi lingkar pinggangnya lebar berisiko tiga kali lebih besar meninggal karena penyakit jantung dan berisiko dua kali lebih besar meninggal karena penyebab lain, dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal dan lingkar pinggangnya kecil.

"Orang dengan berat badan normal biasanya tak merasa perlu untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Tetapi obesitas sentral atau kegemukan di perut sangat tidak sehat, bahkan pada orang yang kurus," kata Dr.Francisco Lopez-Jiminez, ahli kardiologi dari Mayo Clinic.

Ada beberapa alasan mengapa obesitas sentral meningkatkan risiko kematian, antara lain karena peningkatan resistensi insulin.

Selain itu, orang yang kegemukan di pinggang biasanya justru kekurangan lemak di bagian yang penting, misalnya di kaki dan pinggul. Mereka juga cenderung memiliki massa otot lebih sedikit.

Untuk mereka yang termasuk obesitas, risiko terkena penyakit kardiovaskular ikut dipengaruhi oleh distribusi lemak. Menurut Lopez-Jiminez, orang obesitas biasanya memiliki lemak di area yang sebenarnya protektif dan mereka punya massa lemak lebih banyak.

Orang yang berat badannya normal tetapi memiliki timbunan lemak di perut disarankan untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung dengan menurunkan berat badan dan membentuk massa otot sehingga berat badannya terdistribusi.

"Pola makan yang sehat dan olahraga adalah cara mengatasinya. Jika keduanya dilakukan, selain berat badan turun, massa otot juga terbentuk," katanya.

Hasil penelitian tersebut dipresentasikan dalam kongres European Society of Cardiology di Munich, Jerman. Penelitian awal ini melibatkan 12.000 pria dan wanita di Amerika Serikat yang mengikuti survei National Health and Nutrition Examination Survey.

Para peneliti juga mengukur berat badan, tinggi, lingkar pinggang, serta pinggul. Para peneliti juga mencocokkannya dengan data kematian nasional.

Selama 14 tahun masa penelitian, lebih dari 2.500 orang meninggal. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1.000 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular.

Ternyata, risiko kematian akibat penyakit jantung 2,75 kali lebih tinggi pada mereka yang berat badannya normal tetapi punya timbunan lemak di pinggang.

Menanggapi hasil studi tersebut, Dr.Gregg Fonarow, profesor kardiologi dari Universitas California, mengatakan bahwa obesitas sentral adalah kelebihan lemak di bagian perut. Pada kondisi ini, jumlah deposit lemak di perut melebihi proporsi lemak tubuh keseluruhan.

Berbagai penelitian menunjukkan obesitas sentral meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

"Pada beberapa penelitian, lingkar pinggang atau rasio pinggang dan pinggul menjadi prediktor yang lebih baik daripada indeks massa tubuh," kata Fonarow.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau