KOMPAS.com – Tomat ternyata dapat mengurangi depresi. Sebuah studi baru di Jepang menyatakan, dengan memakan tomat hanya dua hari dalam seminggu dapat mengurangi risiko depresi hingga setengahnya.
Para peneliti menganalisis kesehatan mental dan pola makan dari 986 orang, dan mereka mencatat sebanyak sekitar 70 orang partisipan rutin makan buah tomat secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menderita depresi.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders ini menemukan bahwa mereka yang makan tomat dua sampai enam kali seminggu yaitu sebanyak 46 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi dibandingkan mereka yang makan mereka kurang dari sekali seminggu.
Selanjutnya, para peneliti menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi produk tomat setiap hari mengurangi risiko depresi mereka sebanyak 52 persen.
Bagaimana dengan buah-buahan dan sayuran lainnya?
Ternyata para peneliti mengatakan bahwa buah-buahan dan sayuran lainnya tidak memiliki manfaat yang sama seperti tomat. Sayuran seperti kubis, wortel, bawang, labu dan sayur-sayuran berwarna hijau tampaknya memiliki sedikit atau tidak berpengaruh sama sekali pada mental para partisipan
Para peneliti mencatat bahwa sebanyak 34,9 persen partisipan memiliki gejala depresi baik ringan atau berat, bahkan 20,2 persen partisipan mengalami depresi berat di beberapa titik dalam hidup mereka. Menurut peneliti, faktor umur mempengaruhi seseorang menderita depresi. Orang tua lebih rentan menderita depresi karena efek suasana hati mereka akibat kesehatan menurun dan kesepian.
Pimpinan riset dr. Kaijun Niu dari Tianjin Medical University China mengatakan, tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat apakah tomat, dengan zat antioksidannya yang kaya dan dipercaya dapat melindungi terhadap beberapa penyakit, juga dapat membantu memperbaiki kondisi psikologis seseorang.
Tomat selama ini dikenal sebagai sumber likopen, sejenis antioksidan yang membuat warna merah pada tomat. Likopen dapat merendahkan resiko kanker prostat dan serangan jantung. Penelitian ini membuktikan bahwa likopen juga dapat melindungi kesehatan mental dan fisik dengan mengurangi stres oksidatif atau kerusakan sel-sel otak yang sehat.
Namun peneliti belum dapat mengetahui secara jelas cara kerja likopen untuk melindungi kesehatan mental. Apakah likopen secara langsung mempengaruhi otak sehingga mencegah terjadinya depresi, ataukah melindungi keadaan mental seseorang dengan mencegah terkena dari penyakit degeneratif seperti kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.