Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2013, 11:22 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Zat besi sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan sekaligus mengoptimalkan kecerdasan anak. Sayangnya kekurangan zat besi termasuk dalam defisiensi gizi mikro yang paling tinggi pada anak Indonesia. Pemberian suplementasi zat besi merupakan salah satu cara untuk menanggulanginya.

Namun suplementasi zat besi tidak berarti perlu diberikan pada semua anak. Ada faktor-faktor tertentu yang menentukan pemberian suplemen tersebut pada anak.

Menurut dr.Klara Yuliarti Sp.A dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, bayi berusia di bawah enam bulan tidak perlu diberikan suplemen zat besi.

Klara mengatakan, di usia kurang dari enam bulan seharusnya masih mendapatkan asi susu ibu (ASI) ekskulsif sehingga tidak perlu ditambah suplementasi apapun. "ASI saja sudah cukup memenuhi kebutuhan zat besinya," tutur Klara saat ditemui pekan lalu di Jakarta.

Sementara selepas usia ASI eksklusif, lanjut Klara, jika kesehatan bayi secara umum baik, suplementasi juga belum diperlukan. Makanan pendamping ASI (MPASI) yang bervariasi merupakan cara untuk mencukupi kebutuhan zat besi bayi.
 
"Pilihlah MPASI yang mengandung cukup zat besi seperti hati ayam atau daging merah yang dilumatkan," kata Klara.

Pemberian suplementasi baru diperlukan apabila anak benar-benar kekurangan zat besi. Namun sebelumnya perlu dilakukan diagnosa penyebab anak kekurangan zat besi, lantaran ada banyak faktor yang berpengaruh. Faktor-fakor kekurangan zat besi pada antara lain berat badan lahir rendah, kurangnya konsumsi makanan bergizi atau menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis.

"Diagnosa diperlukan untuk menentukan keadaan anak yang mempengaruhi aturan pemberian suplementasi. Jika ada penyakit, perlakuannya bisa berbeda," tandasnya.

Pemeriksaan laboratorium juga bisa menunjukkan secara akurat apakah seorang anak kekurangan zat besi atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang

    Terkini Lainnya

    Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

    Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

    Health
    Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

    Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

    Health
    Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

    Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

    Health
    Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

    Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

    Health
    Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

    Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

    Health
    Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

    Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

    Health
    Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

    Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

    Health
    Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

    Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

    Health
    Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

    Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

    Health
    Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

    Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

    Health
    Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

    Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

    Health
    Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

    Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

    Health
    RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

    RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

    Health
    Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

    Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

    Health
    Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

    Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

    Health
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    TNI Batalkan Mutasi Putra Try Sutrisno, Letjen Kunto Tetap Jadi Pangkogabwilhan 1
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau