Mengantuk saat berkendara kerap diduga sebagai pemicu kecelakaan. Dalam keadaan mengantuk, pengemudi memang rentan mengalami penurunan konsentrasi hingga memengaruhi kesigapan mengambil keputusan yang merupakan faktor penting saat mengendara. Terlebih pada saat mudik, konsentrasi harus tetap terjaga mengingat durasi mengemudi yang relatif lama dan arus kendaraan yang padat.
Keinginan untuk cepat sampai bertemu dengan sanak saudara mungkin membuat orang cenderung memaksakan diri untuk tetap berkendara meski sudah merasa mengantuk. Alhasil, jalan pintas seperti konsumsi minuman berenergi atau berkafein seringkali dipilih.
Padahal menurut pakar kesehatan tidur dr Andreas Prasadja, RPSGT, satu-satunya cara yang dapat melenyapkan rasa kantuk hanyalah dengan mencukupi kebutuhan tidur. Sehingga minuman-minuman "antikantuk" hanya dapat memacu adrenalin sehingga tubuh terasa lebih segar sementara waktu, namun sebenarnya tidak menghilangkan kantuk.
"Otak yang lelah tidak akan terobati dengan minum-minuman seperti itu. Obat untuk ngantuk ya tidur," ujarnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Andreas mengatakan, pengendara saat mudik harus pintar-pintar mengatur waktu untuk beristirahat. Sebelum memulai mengemudi, paling tidak pengendara harus tidur cukup sehingga keadaannya benar-benar segar saat mengemudi.
Kemudian, lanjutnya, setelah tiga atau empat jam, pengemudi sebaiknya beristirahat. Senam kecil dan tidur meskipun hanya 15 menit sangat berguna untuk menyegarkan otak kembali.
Mengantuk memang seringkali tidak disadari, maka pengemudi harus cermat menilai tanda-tanda mengantuk pada dirinya. Andreas menjelaskan, tanda-tanda mengantuk meliputi: kehilangan konsentrasi, mata lebih sering berkedip, berulang kali menguap, sulit menjaga kepala tetap tegak, melanggar peraturan lalu lintas, mulai terpancing emosi, dan tidak sadar melewati jalan.
Jika mengalami tanda-tanda tersebut, sebaiknya pengemudi menghentikan sejenak kegiatan mengemudinya. "Prinsipnya kalau mulai mengantuk, harus tidur," tegas dokter yang berpraktik di RS Mitra Kemayoran ini.
Menurut Andreas, jika memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi, maka pemudik perlu mempertimbangkan jumlah orang yang bisa bergantian untuk mengemudi. Dalam satu kendaraan, idealnya ada dua orang yang bisa bergantian mengemudi untuk meminimalisasi kelelahan pada seorang pengemudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.