Para peneliti percaya hal tersebut dikarenakan asam laktat yang diproduksi lebih banyak oleh bakteri dalam gigi berlubang. Asam laktat dikatakan mampu mencegah berkembangnya sel kanker.
Menurut mereka, pemilik gigi keropos memiliki risiko 32 persen lebih kecil untuk mengalami kanker mulut dan tenggorokan daripada mereka yang tidak memiliki keropos pada gigi.
"Ini merupakan hasil temuan yang tidak terduga karena keropos gigi selama ini dikenal sebagai gejala kesehatan mulut yang buruk," ujar ketua penelitian Dr Mine Tezal dari University of Buffalo.
Penelitian tersebut melibatkan 399 orang dengan kanker kepala dan leher. Penelitian juga membandingkan mereka dengan 221 peserta lain yang tidak memiliki kanker.
Para peneliti menemukan, peserta yang paling banyak memiliki keropos gigi adalah mereka yang paling kecil risikonya mengalami kanker.
Tezal menjelaskan, gigi keropos merupakan hasil dari asam laktat yang diproduksi oleh bakteri di dalam mulut. Bakteri-bakteri ini hampir sama seperti pada di yogurt yang sudah diketahui memiliki kaitan dengan penurunan penyakit peradangan, alergi, dan beberapa tipe kanker lainnya.
Tezal mengatakan, langkah selanjutnya yaitu menciptakan cara untuk mencegah kanker mulut dan tenggorokan tanpa harus memiliki gigi keropos.
Kendati demikian, pakar kesehatan gigi lain seperti Dr Joel Epstein yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, studi masih belum sempurna karena hanya melibatkan grup kecil dan hanya melihat keropos gigi yang sudah ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.