Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2013, 10:51 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com - Bakteri Salmonella kerap ditemukan dalam produk unggas, seperti daging ayam dan telur. Kendati begitu beberapa produk pangan juga rawan terkontaminasi Salmonella, seperti bayam dan bahan pangan kaya protein lainnya.

Saat ini daging ayam sedang menjadi perhatian utama warga Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan wabah Salmonella yang baru-baru ini menyerang dan mengakibatkan 300 orang sakit. Setelah diselidiki, semua korban merupakan konsumen daging ayam yang dihasilkan peternakan asal California, Foster Farms.

Mengambil pelajaran dari kejadian ini, sangat penting bagi konsumen mengetahui bagaimana mencegah infeksi Salmonella pada daging ayam. Proses memasak dan menyimpan daging ayam yang tepat akan mencegah serangan bakteri yang mengakibatkan diare, sakit perut, muntah, pusing, hingga demam ini.

Berikut enam tips mengolah dan menyimpan daging ayam untuk menghindari infeksi bakteri Salmonella:

1. Daging ayam jangan dicuci.
Ahli keamanan pangan dari North Caroline State University, Ben Chapman mengatakan, mencuci daging ayam mentah akan menimbulkan cross-contamination. Cross-contamination adalah penyebaran bakteri ke bahan lain, misalnya dari daging ayam sebagai sumber Salmonella ke bahan pangan lain atau permukaan dapur.

Cara yang paling tepat menghindari serangan Salmonella adalah memasak daging ayam sebaik-baiknya. Pemasakan yang baik membunuh lebih efektif, dibanding mencuci yang justru menyebarkan bakteri.

2. Mencegah cross-contamination.
Cross-contamination bisa terjadi kapan saja, mulai dari menyentuh daging ayam di tempat belanja hingga saat pengolahan di dapur. Hal yang harus diperhatikan dalam cross-contamination adalah, cairan apapun yang keluar dari pembungkus daging ayam. Cairan yang keluar dari daging mentah berpotensi menyebarkan bakteri ke permukaan lain.
Saat di lokasi belanja pastikan daging ayam terbungkus sendiri dalam satu tas plastik. Hal ini memastikan daging ayam tidak mengontaminasi atau terkontaminasi bahan pangan lainnya.

Cairan yang keluar berpotensi menyebarkan bakteri melalui pisau, tangan, celemek, dan pojok dapur. Untuk meminimalisasi hal ini, pastikan untuk selalu memisahkan alat masak dan papan potong antara sayur dan daging. Selain itu, biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan setelah memasak

3. Ketahui perbedaan antara daging beku dan segar.
Ketika membeli daging ayam segar, biasanya daging terasa lembut dan dingin namun tidak beku. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), daging segar berarti produk mentah tersebut tidak pernah ditempatkan dalam suhu lebih rendah dari minus 3,3 derajat Celsius.

Usai membeli daging segar pastikan segera memasukannya dalam lemari pendingin, tidak lebih dari 1-2 hari. Bila produk tidak segera digunakan sebaiknya secepatnya dibekukan dalam freezer. Ayam dan daging mentah bisa bertahan tanpa batas waktu dalam freezer. Bila sebagian sudah dimasak, sisa daging bisa disimpan dalam kulkas selama empat hari.

Dalam situsnya, USDA mengatakan bakteri bisa memperbanyak diri dalam suhu 4,4 sampai 60 derajat Celcius. Sehingga lebih lama daging disimpan dalam suhu ekstrem, misalnya dalam lemari pendingin, maka produk tersebut makin aman dikonsumsi.

4.  Cairkan dengan baik.
Daging yang beku bisa dicairkan dalam kulkas, atau ditempatkan dalam air dingin. Badan Food Safety and Inspection Service (FSIS) juga merekomendasikan microwave sebagai opsi untuk mencairkan daging. Chapman menyarankan, saat mencairkan ayam sebaiknya suhu (di luar suhu daging tersebut) tidak lebih dari lima derajat Celcius selama empat jam.

5. Masak dengan benar.
Tahap ini merupakan yang paling penting karena bisa membunuh semua bakteri yang terdapat dalam daging ayam. Cara paling tepat untuk mengecek apakah ayam sudah dimasak dengan baik adalah dengan menggunakan termometer.

Termometer dimasukkan dalam daging untuk mengetahui suhu dalam daging. Hal ini berlaku untuk semua teknik memasak, baik digoreng, dibakar, atau dipanggang. Suhu dalam daging ayam sebaiknya berkisar 73 derajat Celcius. Pengukuran harus dilakukan di beberapa tempat untuk meyakinkan konsistensi suhu. Pastikan ayam dimasak dengan baik pada suhu yang sesuai.

6. Hangatkan untuk kembali memperoleh suhu yang sesuai.
Walaupun daging telah dimasak dalam suhu 73 derajat Celcius, sangat penting untuk memastikan ayam tetap dalam suhu tersebut keesokan hari. Saat menghangatkan ayam, sebaiknya tetap gunakan temperatur. Hal ini untuk memastikan seluruh bagian ayam telah mengalami pemanasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau