Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2014, 11:55 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com —
Ngemil atau mengonsumsi makanan kecil adalah bagian dari kebiasaan banyak orang. Bahkan, ada beberapa orang yang sengaja mengganti jadwal rutin makan besarnya dengan mengemil. Rasa kenyang yang timbul seusai ngemil, dianggap sama seperti menyantap makan besar.

Jika saat ngemil yang dipilih makanan mengandung zat gizi dan nutrisi berkualitas dan porsi yang tepat, mungkin tak menjadi masalah.  Namun jika yang disantap makanan dengan kandungan tepung, gula, garam, dan lemak tinggi seperti pastry, keripik, atau kerupuk, camilan ini yang berpotensi menjadi "pembunuh".

"Makanan kecil yang sering dikonsumsi mengandung tepung dan gula, yang merupakan killer food. Makanan ini juga minim nutrisi," kata Ketua II Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), dr Abdullah Firmansyah, SpGK.

Tepung, kecuali yang terbuat dari kacang-kacangan, kaya akan karbohidrat. Contohnya tepung terigu, beras, atau aci.  Makanan yang dibuat dari bahan ini biasanya memiliki indeks glikemik tinggi, dan bila konsumsinya tak dibatasi dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.

"Ingat 80 persen penderita obesitas di Indonesia, bukan diakibatkan tinggi lemak. Mereka terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, yang ada dalam berbagai jenis camilan," kata Abdullah.

Obesitas menjadi gerbang pembuka penyakit degeneratif lain, misalnya penyakit jantung koroner dan diabetes. Tingginya kandungan gula dalam camilan juga tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Artinya, gula dalam camilan cepat terurai yang menyebabkan kadar gula dalam tubuh berfluktuasi tajam. Hal ini berisiko menimbulkan penyakit diabetes.  Kondisi ini mengakibatkan insulin tak lagi berfungsi baik, dan menyebankan pankreas tidak bekerja maksimal.

Akibatnya, gula masuk dalam aliran darah dan tidak bisa diubah menjadi energi. Bila dibiarkan, penderita diabetes akan lemas akibat kekurangam energi. Dengan kondisi ini, kebiasaan mengubah jadwal makan berat menjadi ringan tak boleh dilakukan. Kebiasaan ini akan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit degeneratif.

"Sebisa mungkin jaga keseimbangan asupan makanan. Bila ingin ngemil pastikan nutrisi dalam makanan berguna bagi tubuh," kata Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau