KOMPAS.com - Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta berhasil melakukan transplantasi ginjal dengan teknik laparoskopi yang keseratus kalinya Sabtu (1/2/2014). Jumlah tersebut terhitung sejak dimulainya RSCM membuka layanan transplantasi ginjal dengan teknik tersebut sejak November 2011 lalu.
"Artinya, dalam dua tahun tiga bulan tim dokter dari RSCM sudah mengerjakan seratus kali transplantasi ginjal dengan teknik laparoskopi," ujar Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) Chaidir A Mochtar yang juga tim dari transplantasi ginjal RSCM dalam diskusi kesehatan SEHATi Bicara, Rabu (5/2/2014) di Jakarta.
Transplantasi ginjal merupakan sebuah tindakan penggantian ginjal karena terjadinya kerusakan pada organ tersebut. Caranya yaitu dengan menanamkan ginjal dari donor ke tubuh pasien. Sementara teknik laparoskopi merupakan teknik minimal invasif yang hanya mengambil organ tanpa banyak merusak jaringan tubuh lainnya.
Chaidir mengatakan, teknik laparoskopi pada pengobatan gagal ginjal saat ini digunakan pada operasi pengambilan ginjal donor. Teknik ini akan memberikan keuntungan pada pendonor antara lain mengurangi nyeri pascaoperasi. Dari skala 1-10, kata Chaidir, tingkat nyeri yang dialami donor rata-rata hanya sekitar 2,1. Teknik tersebut juga mengurangi lama perawatan di rumah sakit.
Di RSCM rata-rata waktu perawatan donor di rumah sakit yaitu 4,4 hari. Selain itu, keuntungan lainnya adalah lebih sedikit jumlah darah yang hilang ketika operasi dan masa penyembuhan lebih cepat. Melalui teknik laparoskopi, ginjal dari donor pun lebih cepat diambil.
Chaidir menekankan, ginjal yang diperoleh dari donor tidak boleh terlalu lama dibiarkan sebelum ditanam, yaitu kurang dari 10 menit. Sementara teknik laparoskopi dapat membuat waktunya menjadi rata-rata kurang dari lima menit.
"Bahkan untuk operasi keseratus Sabtu lalu, waktunya bisa kurang dari tiga menit, tepatnya dua menit 38 detik," ujarnya.
Ketua Departemen Urologi FKUI/RSCM Nur Rasyid yang juga termasuk dalam tim dokter transplantasi ginjal mengatakan, setelah seratus kali melakukan transplantasi ginjal dengan teknik laparoskopi secra umum kinerja tim dokter sudah jauh lebih baik. Namun tim belum dapat menargetkan capaian di tahun depan karena belum terbentuknya pusat transplantasi ginjal secara khusus di RSCM.
"Selama ini paling banyak dalam seminggu kami hanya melakukan dua transplantasi dengan laparoskopi, mengingat tiap anggota tim juga memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Namun seratus kali transplantasi dalam satu tahun mungkin masih bisa dicapai," paparnya.
Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Endang Susalit mengatakan, transplantasi merupakan standar emas penanganan penyakit ginjal saat ini. Menurut dia, daripada melakukan hemodalisis yang memakan banyak biaya, tranplantasi ginjal hanya relatif mahal di awal namun selanjutnya kualitas hidup pasien bisa jauh lebih baik tanpa membutuhkan biaya pengobatan yang mahal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.